Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edin Edin

Kendari Bersolek Menyambut STQH Nasional: Pembaruan Infrastruktur, Tema Lingkungan Dinamika Maskot

Wisata | 2025-10-10 08:31:26

Hadits) tahun 2025. Event keagamaan ini menjadi “pembaruan” signifikan dari gelaran MTQ sebelumnya di wilayah ini. Banyak sektor mengalami renovasi, penataan ulang, dan kajian sosial budaya menjelang perhelatan besar ini. 1. Dari MTQ ke STQH: Pergeseran Format & Relevansi Sebelumnya Kendari menjadi tuan rumah MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) di tingkat provinsi atau regional. Namun untuk ajang nasional tahun ini digunakan konsep STQH yaitu kombinasi Tilawah atau Hafalan Al-Qur’an dan Hadits sebagai bentuk pembaruan dalam kompetisi keagamaan nasional.

Konsep ini bukan sekadar tambahan lomba hadis; juga mencerminkan kebutuhan modern untuk mengintegrasikan aspek keilmuan hadits dalam pembinaan santri dan penggiat keagamaan. Dengan format baru ini, peran Kendari sebagai tuan rumah jadi ujian kesiapan dari segi fasilitas, teknologi penilaian, SDM pelaksana, dan kesiapan budaya masyarakat setempat untuk menyambut ragam cabang lomba baru. 2. Persiapan Infrastruktur: Penataan Eks MTQ & Venue Penunjang Salah satu titik pembaruan paling kentara adalah di kawasan Eks MTQ Kendari, yang tengah mengalami penataan dan renovasi.

Beberapa perbaikan dan pembaruan yang dilakukan antara lain: a. Perbaikan tegel rusak, pengecatan ulang, penggantian plafon di ruang VVIP, renovasi halaman, dan perbaikan paving block. b. Penataan taman, pergantian rumput rusak, penambahan pohon, dan dekorasi estetika sebagai bagian dari penyiapan suasana acara.c. Perbaikan instalasi listrik, misalnya memperbaiki kabel yang hilang karena tindakan pencurian atau kerusakan. d. Pemeriksaan dan kesiapan venue-venue penunjang seperti Bandara Haluoleo, Aula IAIN Kendari, Aula Kanwil Kemenag, dan fasilitas transportasi di beberapa titik. 3. Tema & Makna Sosial: Lingkungan, Moderasi, dan Nilai Keagamaan Pembaruan lain yang penting adalah dalam tema dan narasi sosial budaya yang diusung dalam STQH 2025 di Kendari.

Tema resmi yang diangkat adalah “Syiar Al-Qur’an dan Hadits: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”. Beberapa poin penting terkait tema ini: a. Penekanan bahwa ajang ini bukan semata kompetisi, tapi juga medium dakwah dan edukasi nilai moderasi beragama. b. Integrasi aspek lingkungan hidup ke dalam kontekstualisasi keagamaan, agar para peserta dan masyarakat mempertimbangkan bagaimana nilai-nilai Qur’an dan Hadits dapat mendorong kepedulian terhadap alam. c. Upaya menjadikan kegiatan ini sebagai momentum mempererat harmoni sosial antar provinsi dan komunitas, bukan sekadar ajang persaingan.

Harapan & Tantangan Harapan: a. STQH di Kendari menjadi ajang yang tidak hanya kompetisi, tetapi juga momen pendidikan, silaturahmi antar provinsi, dan penguatan nilai keagamaan yang kontekstual di masa kini. b. Efek positif ekonomi lokal melalui bazar UMKM, wisata religi, dan mobilisasi peserta dari berbagai daerah. c. Meningkatkan citra Kendari dan Sulawesi Tenggara sebagai pusat kegiatan keagamaan nasional yang modern dan kreatifd. Menjadi tolok ukur bagaimana event keagamaan besar bisa menyertakan tematema kontemporer seperti lingkungan dan moderasi beragama.

Tantangan: a. Finishing detail renovasi dan dekorasi agar benar-benar siap menjelang hari H masalah listrik, taman, dekorasi harus cepat diselesaikan agar tidak mengganggu kenyamanan. b. Sensitivitas simbolik, seperti maskot, harus dikelola dengan baik agar tidak memunculkan polemik yang memecah perhatian publik dari nilai inti acara. c. Koordinasi lintas instansi (pemerintah pusat, provinsi, kota, Kemenag) harus berjalan mulus agar mobilisasi peserta dan tamu VIP dapat ditangani secara profesional. d. Aspek keamanan, transportasi, akomodasi, dan kelancaran arus peserta dari luar daerah menjadi tanggung jawab besar panitia lokal.

Kesimpulan Pembaruan yang terjadi menjelang pelaksanaan STQH Nasional ke-28 di Kendari sangat masif dari sisi fisik infrastruktur, konsep lomba yang lebih inklusif (termasuk cabang hadis dan karya tulis), hingga tema sosial yang modern dengan penekanan lingkungan. Meskipun terdapat kritikan kecil terkait aspek simbolik seperti maskot, secara keseluruhan Kendari tampak berbenah secara serius agar menjadi tuan rumah yang membanggakan. Event ini bukan sekadar lomba; ia menjadi cermin bagaimana sebuah kota Islam di era modern bisa menyambut tradisi keagamaan sambil merangkul konteks kontemporer: lingkungan, moderasi, dan estetika simbol.

Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, kini menjadi sorotan nasional karenaditunjuk sebagai tuan rumah STQH Nasional ke-28 (Seleksi Tilawatil Qur’an dan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image