Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Saputra Malik

Sherly Tjoanda Laos: Menyalakan Harapan Baru Maluku Utara

Hukum | 2025-10-09 23:26:41

Kejenuhan Model Kepemimpinan Lama

Di tengah kejenuhan publik terhadap pola kepemimpinan daerah yang cenderung monoton dan penuh janji tanpa realisasi, hadir sosok Sherly Tjoanda Laos sebagai Gubernur Maluku Utara. Ia datang dengan warna berbeda: pemimpin perempuan yang visioner, inklusif, dan berani mengambil langkah konkret sejak awal masa jabatannya.

Selama ini, kepemimpinan daerah kerap terjebak dalam rutinitas. Masyarakat sudah lelah mendengar janji pembangunan yang tak kunjung hadir dalam kehidupan sehari-hari. Rasa bosan bahkan ketidakpercayaan tumbuh ketika pemimpin sibuk menjaga citra politik, namun abai pada pelayanan publik. Dalam kondisi seperti itu, saya berpendapat hadirnya Sherly menjadi semacam “angin segar” yang memberi alasan baru untuk percaya.

Kepemimpinan dengan Sentuhan Nyata

Sejak hari pertama, Sherly langsung mengarahkan fokus pada pelayanan dasar, terutama kesehatan. Ia mempercepat implementasi usulan pembangunan rumah sakit baru di Pulau Taliabu dan Halmahera Timur, dua daerah yang selama ini menghadapi keterbatasan akses medis. Bagi warga di pulau-pulau kecil, kehadiran fasilitas kesehatan modern bukan sekadar bangunan, melainkan wujud nyata dari perhatian negara.

Langkah berikutnya bahkan lebih strategis. Mulai 1 Juni, Maluku Utara resmi menandatangani Universal Health Coverage (UHC) Prioritas yang efektif berlaku sejak 10 Juni. Cukup dengan NIK, warga Maluku Utara kini dapat berobat di rumah sakit mana saja di seluruh Indonesia. Saya berpendapat kebijakan ini menjadi terobosan penting yang tidak hanya memudahkan akses layanan kesehatan, tetapi juga memastikan kesetaraan hak kesehatan bagi semua warga tanpa terkecuali.

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda menerima Kunjungan kerja (Kunker) Komisi IX DPR RI. Foto: malutprov.go.id

Tidak berhenti di bidang kesehatan, Sherly juga menaruh perhatian besar pada pemerataan pembangunan antarwilayah. Bagi dirinya, pembangunan tidak boleh hanya terkonsentrasi di pusat kota, melainkan harus menjangkau desa-desa, pulau kecil, hingga wilayah perbatasan. Ia juga konsisten memperkuat pendidikan dan membuka ruang lebih luas bagi perempuan untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah. Saya berpendapat konsistensi ini adalah fondasi penting untuk menegakkan keadilan pembangunan.

Menjawab Kejenuhan Kepemimpinan Lama

Kepemimpinan Sherly menjadi jawaban atas kejenuhan publik terhadap model kepemimpinan lama yang tidak lagi relevan menghadapi tantangan zaman. Kompleksitas masalah lokal seperti keterbatasan infrastruktur, ketimpangan pembangunan, dan tata kelola sumber daya alam membutuhkan pendekatan baru yang lebih berani, transparan, dan empatik.

Sementara itu, sebagian besar masyarakat sudah kehilangan minat pada retorika. Mereka tidak lagi butuh pidato panjang, melainkan kerja nyata yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran Sherly sebagai pemimpin perempuan visioner memberi alternatif sekaligus jawaban: bahwa kepemimpinan bisa dijalankan dengan hati, tanpa kehilangan ketegasan. Saya menilai bahwa kehadiran Sherly sebagai pemimpin perempuan visioner adalah bukti bahwa kepemimpinan dapat dijalankan dengan hati tanpa kehilangan ketegasan.

Fondasi Ekonomi yang Menguat

Optimisme terhadap kepemimpinan Sherly semakin relevan jika dilihat dari capaian ekonomi Maluku Utara. Data BPS menunjukkan bahwa pada Triwulan I-2025, ekonomi Maluku Utara tumbuh 2,75 persen (q-to-q) dan secara tahunan melonjak 34,58 persen (y-on-y), salah satu yang tertinggi di Indonesia. Besaran Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku bahkan mencapai Rp28.882,5 miliar.

Dari sisi produksi, industri pengolahan mencatat pertumbuhan tertinggi hingga 75,30 persen, sementara pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian terjadi pertumbuhan 9,12 persen. Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa tumbuh signifikan sebesar 51,17 persen secara tahunan dan 8,05 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Saya berpendapat angka-angka ini menunjukkan bahwa Maluku Utara bukan hanya punya potensi besar, tetapi juga sedang bergerak ke arah yang lebih progresif. Tugas kepemimpinan Sherly adalah memastikan agar pertumbuhan ekonomi yang impresif ini tidak hanya tercatat di atas kertas, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di akar rumput.

Harapan yang Menyala

Apa yang dikerjakan Sherly selama masa awal kepemimpinannya adalah simbol optimisme. Kepemimpinan yang ia jalankan bukan sekadar administrasi pemerintahan, tetapi juga upaya menumbuhkan kembali kepercayaan publik terhadap politik dan negara. Di tangannya, politik tidak berhenti pada perebutan kursi kekuasaan, melainkan menjadi sarana menghadirkan kesejahteraan nyata.

Saya berpendapat gaya kepemimpinan Sherly yang terbuka pada dialog dan berani mengambil keputusan strategis adalah kunci bagi Maluku Utara untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan keharmonisan sosial. Dengan gaya kepemimpinan seperti ini, Maluku Utara berpeluang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan keharmonisan sosial.

Menjaga Api Harapan

Kini, Maluku Utara berada di persimpangan sejarah: tetap terjebak dalam pola lama yang menimbulkan kejenuhan, atau bergerak maju dengan energi baru yang telah dinyalakan Sherly Tjoanda Laos.

Saya berpendapat bahwa kepemimpinan Sherly adalah pengingat bahwa harapan tidak pernah padam selama ada keberanian untuk mengubah keadaan. Ia telah menyalakan api itu, tugas masyarakat Maluku Utara sekarang adalah menjaga nyala agar terus menyinari perjalanan panjang menuju masa depan yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image