Peluk Diri Sendiri: Belajar Mencintai dalam Kesederhanaan
Trend | 2025-10-08 21:24:11
Akhir-akhir ini, hidup terasa seperti maraton tanpa garis akhir. Setiap hari, aku berlomba dengan waktu, target, dan ekspektasi—baik dari orang lain maupun diri sendiri. Sampai suatu malam, aku menatap cermin dan menyadari: kapan terakhir kali aku benar-benar "melihat" diri sendiri?aku sadar, aku terlalu sibuk mengejar validasi dari luar. Mengejar angka di media sosial, jabatan di kantor, atau pujian dari teman. aku lupa bahwa validasi paling penting seharusnya datang dari diri sendiri.Malam itu, aku memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sederhana: memeluk diri sendiri. Bukan secara fisik, tapi secara emosional. aku mencoba menerima semua kekurangan dan kelebihan yang ada. Memaafkan kesalahan masa lalu, dan berjanji untuk lebih baik di masa depan.Awalnya, terasa aneh. Seperti sedang berbicara dengan orang asing. Tapi lama kelamaan, ada perasaan hangat yang menjalar. aku mulai menyadari bahwa aku tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. aku tidak perlu memenuhi semua ekspektasi orang lain untuk merasa bahagia.Proses ini tidak mudah. Ada hari-hari di mana saya merasa sangat insecure dan meragukan diri sendiri. Tapi aku terus mencoba. aku belajar untuk lebih sabar dan lembut pada diri sendiri. aku belajar untuk merayakan setiap pencapaian kecil, dan tidak terlalu keras pada diri sendiri saat gagal.aku juga mulai lebih memperhatikan hal-hal sederhana yang membuat aku bahagia. Menikmati secangkir teh hangat di pagi hari, berjalan-jalan di taman, atau sekadar mendengarkan musik favorit. Hal-hal kecil ini ternyata punya kekuatan besar untuk mengisi ulang energi dan semangatku.aku sadar, mencintai diri sendiri adalah sebuah perjalanan panjang. Tapi ini adalah perjalanan yang sangat penting. Karena ketika kita bisa mencintai diri sendiri dengan tulus, kita akan lebih mudah mencintai orang lain. Kita akan lebih mudah menerima kekurangan orang lain, dan menghargai kelebihan mereka.Jadi, mari kita mulai hari ini dengan memeluk diri sendiri. Menerima semua yang ada dalam diri kita, dan berjanji untuk selalu menjadi versi terbaik dari diri kita. Karena kita semua pantas untuk dicintai, terutama oleh diri kita sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
