UMMI Bangun Jembatan Digital: Transformasi Pembelajaran Coding dan AI di Sekolah Dasar Sukabumi
Teknologi | 2025-10-07 21:00:37Sukabumi – Era digital menuntut kesiapan generasi muda dalam menghadapi tantangan teknologi masa depan. Namun, tidak semua sekolah memiliki akses dan sumber daya memadai untuk membekali siswanya dengan literasi digital. Menjawab tantangan ini, Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) melalui Program Studi Teknik Informatika meluncurkan program pengabdian kepada masyarakat inovatif yang berhasil mentransformasi pembelajaran teknologi di sekolah dasar dengan keterbatasan infrastruktur.
Program bertajuk "Jembatan Digital: Pengenalan Coding dan AI untuk Sekolah Dasar di Daerah dengan Akses Teknologi Terbatas" ini merupakan Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025.
Kondisi Eksisting: Tantangan Kesenjangan Digital di Sekolah Dasar
SDIT Al Khoiriyah Al Husna di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, menjadi cerminan tantangan kesenjangan digital yang dihadapi banyak sekolah dasar di Indonesia. Sekolah yang memiliki visi mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan pendidikan berstandar global ini menghadapi hambatan signifikan dalam mewujudkan cita-citanya.
"Kami memiliki 369 siswa dengan 18 guru pengajar, namun hanya memiliki 15 unit komputer yang berfungsi baik. Rasio 1:25 antara komputer dan siswa membuat pembelajaran teknologi sangat terbatas," ungkap Asep Zaenudin, S.Pd., Kepala SDIT Al Khoiriyah Al Husna.
Data internal sekolah menunjukkan bahwa hanya 40% guru yang memiliki pemahaman dasar teknologi informasi, namun belum satupun guru yang memiliki kompetensi dalam bidang pemrograman atau kecerdasan buatan. Sementara itu, seluruh guru menyatakan pentingnya keterampilan digital bagi masa depan siswa.
"Keterbatasan infrastruktur membuat kami khawatir siswa kami akan tertinggal dalam menghadapi era digital. Apalagi tahun ajaran 2025/2026, pemerintah merencanakan pembelajaran coding dan AI masuk ke kurikulum wajib sekolah dasar," tambah Kepala Sekolah.
Pendekatan Inovatif: Solusi Tanpa Batasan Infrastruktur
Melihat kondisi ini, tim pengabdian dari UMMI yang dipimpin oleh Asriyanik, M.T., bersama Din Azwar Uswatun, M.Pd., dan Agung Pambudi, S.Kom., M.Cs., merancang solusi inovatif yang tidak bergantung sepenuhnya pada ketersediaan komputer.
"Kami mengembangkan metode hybrid yang menggabungkan unplugged coding dan plugged coding. Unplugged coding memungkinkan siswa belajar logika dan algoritma pemrograman tanpa komputer, melalui permainan dan aktivitas hands-on," jelas Asriyanik, M.T., ketua tim pengabdian.
Program ini menerapkan pendekatan participatory learning yang melibatkan seluruh komunitas sekolah secara aktif. "Konsep pemberdayaan kemitraan masyarakat yang kami terapkan bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi membangun kapasitas guru agar mandiri dalam mengembangkan dan melanjutkan program ini," tambahnya.
Lima Sesi Pelatihan Transformatif untuk Guru
Sejak Juli 2025, program telah menyelenggarakan tiga sesi pelatihan intensif yang komprehensif untuk seluruh guru SDIT Al Khoiriyah Al Husna: 1) Pelatihan Kecerdasan Artifisial dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sekolah Dasar. Guru diperkenalkan pada konsep dasar AI, pendekatan AI, dan bagaimana mengintegrasikannya dalam pembelajaran sehari-hari. 2) Pengenalan Coding dan AI untuk Sekolah Dasar di Daerah dengan Akses Teknologi Terbatas. Materi mencakup pentingnya coding sejak dini, manfaat coding untuk kreativitas dan problem solving, serta tahapan kemampuan siswa SD dalam memahami coding. Selain itu juga dilaksanakan Pelatihan Penggunaan Gemini AI untuk Membantu Guru dalam Proses Pembelajaran. Guru dilatih menggunakan AI multimodal untuk membuat RPP, ide kegiatan kreatif, dan instrumen penilaian. Integrasi Koding dengan Mata Pelajaran Lain dan Proses Asesmen di Sekolah Dasar. Guru belajar bagaimana mengintegrasikan konsep coding lintas mata pelajaran dan merancang instrumen asesmen. 3) Dan Praktik Implementasi Wedo Lego, Microbit, dan Arduino. Pelatihan hands-on menggunakan perangkat pembelajaran untuk unplugged dan plugged coding.
"Awalnya saya merasa coding itu sangat sulit dan harus selalu menggunakan komputer lengkap. Ternyata dengan metode unplugged menggunakan Lego Wedo, kami bisa mengajarkan konsep algoritma dan pemrograman melalui cara yang menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak," tutur salah seorang guru peserta pelatihan.
Guru lain menambahkan, "Pelatihan penggunaan Gemini AI sangat membantu kami dalam menyiapkan materi pembelajaran. Yang tadinya butuh waktu berjam-jam untuk membuat RPP, sekarang bisa lebih cepat dan berkualitas."
Teknologi dan Inovasi yang Dikembangkan
Program ini menghasilkan berbagai produk teknologi dan inovasi yang dapat dimanfaatkan berkelanjutan:
Produk Teknologi (Hardware): 1) 8 Set Kit Wedo Lego untuk pembelajaran unplugged coding yang memungkinkan siswa merakit, memprogram, dan menjalankan proyek mini. 2) Perangkat BBC Microbit dengan fitur input/output yang mudah dipahami siswa SD. 3) Arduino for Kids yang telah disederhanakan untuk pembelajaran anak-anak
Produk Inovasi (Software/Modul): 1) Modul Pembelajaran Koding dengan Microbit untuk Mendukung Pembelajaran Kreatif , 2) Modul Pembelajaran Berpikir Komputasi melalui Wedo Lego untuk Anak Sekolah Dasar, 3) Modul Penggunaan Gemini AI untuk Guru dan Siswa Sekolah Dasar, 4) Modul Literasi Digital dan Kecerdasan Artifisial untuk Sekolah Dasar
"Dengan perangkat dan modul ini, sekolah dapat melanjutkan pembelajaran coding dan AI secara mandiri. Kami juga sudah menyiapkan guru-guru terbaik sebagai training of trainers," jelas Agung Pambudi, S.Kom., M.Cs., anggota tim pengabdian.
Transformasi Pembelajaran: Dari Teacher-Centered ke Project-Based Learning
Program ini berhasil mengubah paradigma pembelajaran di SDIT Al Khoiriyah Al Husna. Sebelumnya, pembelajaran komputer bersifat teacher-centered dengan fokus pada pengenalan dasar penggunaan komputer. Kini, pembelajaran telah bertransformasi menjadi project-based learning yang interaktif dan kolaboratif.
"Anak-anak sangat antusias ketika belajar membuat robot sederhana dengan Lego Wedo. Mereka belajar algoritma, sekuens, dan logika pemrograman sambil bermain. Ini pembelajaran yang bermakna," ungkap salah seorang guru kelas 6.
Din Azwar Uswatun, M.Pd., anggota tim pengabdian, menambahkan, "Yang paling penting adalah perubahan mindset. Guru kini percaya diri bahwa mereka mampu mengajarkan konsep teknologi kepada siswa, meskipun dengan keterbatasan fasilitas. Ini adalah pemberdayaan yang sesungguhnya."
Kolaborasi Erat: Kunci Keberhasilan Program
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari kolaborasi erat antara berbagai pihak. Selain tim dosen, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika juga terlibat aktif dalam pelaksanaan program, mulai dari persiapan materi, pendampingan pelatihan, hingga dokumentasi kegiatan.
"Keterlibatan mahasiswa dalam program ini memberikan pengalaman berharga bagi mereka. Mereka belajar bagaimana menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus untuk menyelesaikan masalah nyata di masyarakat," ungkap Asriyanik, M.T.
Antusiasme dan partisipasi aktif dari tim mahasiswa seperti Elvan Nasrul, Tanaya Sakabila Arliansyah, dan Cindy Aulia Syahrizky menjadi energi positif yang menggerakkan program ini. "Kami sangat senang bisa berkontribusi langsung untuk membantu guru dan siswa SD belajar coding. Ini pengalaman yang tidak terlupakan," tutur salah seorang mahasiswa pendamping.
Keberlanjutan: Membangun Ekosistem Digital yang Berkelanjutan
Untuk memastikan keberlanjutan program, UMMI dan SDIT Al Khoiriyah Al Husna telah menyusun strategi jangka panjang yaitu 1) Pembentukan Tim Training of Trainers dari guru-guru terbaik, 2) Integrasi Kurikulum dengan memasukkan pembelajaran coding dan AI ke dalam kurikulum sekolah secara resmi mulai tahun ajaran 2025/2026, 3_ Perjanjian Kerjasama Formal antara UMMI dan SDIT Al Khoiriyah Al Husna untuk pendampingan rutin setiap semester.
"Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini. Rencana ke depan, kami akan menyusun RPP terintegrasi untuk mata pelajaran TIK dan mengembangkan instrumen asesmen yang sesuai dengan pembelajaran coding dan AI," ujar Kepala Sekolah SDIT Al Khoiriyah Al Husna.
Ucapan Terima Kasih
Keberhasilan program "Jembatan Digital: Pengenalan Coding dan AI untuk Sekolah Dasar di Daerah dengan Akses Teknologi Terbatas" tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak.
Penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada:
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan pendanaan melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025. Dukungan ini menjadi kunci terwujudnya program pemberdayaan yang memberikan dampak signifikan bagi peningkatan literasi digital di sekolah dasar.
Kepala Sekolah dan seluruh guru SDIT Al Khoiriyah Al Husna yang telah memberikan dukungan penuh, partisipasi aktif, dan komitmen luar biasa dalam melaksanakan program ini. Antusiasme dan dedikasi Bapak/Ibu guru menjadi motor penggerak keberhasilan program ini. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada tim UMMI untuk menjadi mitra dalam mengembangkan kompetensi digital guru dan siswa.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang telah memberikan dukungan administratif, teknis, dan fasilitasi sehingga program ini dapat berjalan lancar sesuai rencana. Peran LPPM dalam memfasilitasi koordinasi dan monitoring sangat membantu tim dalam pelaksanaan program.
Tim mahasiswa Program Studi Teknik Informatika UMMI yang telah berkontribusi dengan penuh semangat dalam pelaksanaan program, mulai dari persiapan, pendampingan pelatihan, hingga dokumentasi kegiatan. Dedikasi dan antusiasme kalian menjadi energi positif yang memperkaya pelaksanaan program ini.
Semoga program ini memberikan manfaat yang berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi program-program pengabdian kepada masyarakat lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
