Dokter Hewan di Garis Depan : Menangani Wabah Penyakit Menular
Eduaksi | 2025-10-07 20:02:05Tahukah kalian bahwa setidaknya 6 dari 10 penyakit infeksi pada manusia berasal dari hewan?
Dalam dunia medis, jenis penyakit seperti ini disebut sebagai zoonosis. Penyakit zoonosis dapat
menimbulkan wabah hingga pandemi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Lalu jika seberbahaya itu,
siapa yang bisa menanggulanginya?
Kalian pasti familiar dengan virus corona dan wabah covid-19 yang beberapa tahun yang lalu
menyebabkan banyak masalah pada Indonesia dan dunia, virus corona adalah salah satu contoh betapa
berbahayanya zoonosis jika diabaikan dan tidak ditangani dengan serius. Contoh lain penyakit zoonosis di
Indonesia misalnya flu burung, demam berdarah, chikungunya, hingga rabies.
Zoonosis atau penyakit zoonotik adalah penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan
vertebrata ke manusia atau sebaliknya. Zoonosis disebabkan oleh patogen seperti bakteri, virus, fungi,
serta parasit seperti protozoa dan cacing. Sebuah penelitian pada tahun 2001 memperkirakan lebih dari
60% penyakit infeksi pada manusia tergolong zoonosis. Di seluruh dunia, timbul kewaspadaan terhadap
penyakit infeksi yang baru muncul (EID) serta penyakit infeksi yang muncul kembali, mayoritas
penyakit-penyakit tersebut merupakan zoonosis.Beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia, berisiko
tinggi memunculkan EID yang bersifat zoonotik dari hewan liar.
Kebanyakan orang berpikir jika peran dokter hewan hanya sekedar menangani hewan yang sakit,
hewan yang terluka dan sebagainya, tetapi itu stigma yang sangat tidak benar. Dokter hewan sangat
berdampak besar dalam menjaga kesehatan masyarakat dan tak hanya terbatas pada penanganan hewan,
tetapi juga berkaitan langsung dengan kesehatan manusia.
Dokter hewan sudah pasti menjadi pemeran utama dalam pendeteksi, pencegahan dan
pengendalian penyakit zoonosis. Selain itu, dokter hewan dapat bekerjasama antar divisi ilmu untuk
memahami pola penyebaran penyakit. dengan adanya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan
akan memungkinkan dokter hewan untuk memprediksi dan mengantisipasi resiko penyakit dengan lebih
akurat. Dengan kemampuan analisis dini, dokter hewan dapat membantu mencegah wabah yang memiliki
potensi penyebaran yang tinggi.
Meskipun memiliki peran penting dalam membangun kesehatan yang lebih baik di masa depan,
dokter hewan sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Profesi ini mendapat apresiasi yang kurang
oleh masyarakat maupun pihak pemerintahan padahal dokter hewan memiliki kontribusi yang sangat
banyak dalam kesehatan masyarakat dan ekosistem lingkungan kita. Dokter hewan memiliki peran besar
di garis depan dalam menangani wabah penyakit menular, baik yang berdampak pada hewan maupun
yang berpotensi menular ke manusia.
Dengan keahlian mereka dalam identifikasi penyakit, penanganan kasus, edukasi, dan kerja sama
lintas sektor, dokter hewan menjadi inti dalam menjaga stabilitas kesehatan masyarakat dan ketahanan
pangan. Dokter hewan bukan sekadar perawat hewan. Mereka adalah garda terdepan pada sistem
pertahanan terhadap penyakit menular yang melintasi batas spesies. Mereka adalah kunci dalam menjagakeamanan kesehatan nasional dan global. Dengan motto Manusya Mriga Satwa Sewaka, keberlanjutan ini
bisa membawa bangsa menuju masa depan yang lebih sehat dan aman dari ancaman zoonosis.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
