Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agus Setiyono

Sedekah Tanpa Janji, Bukti yang Hidup di Jelutung

Agama | 2025-10-03 15:44:34

Di sebuah sudut kota Jambi, di bawah naungan Masjid Taqwa 3, Kantor Layanan Lazismu bersama PCM Jelutung bergerak tanpa henti. Geraknya pelan, tapi jejaknya berkesan. Tidak ada gegap gempita, tidak pula lensa kamera yang terlalu riuh. Hanya seratus paket sembako yang rutin berpindah tangan—dari kepedulian yang ikhlas menuju perut yang lapar, dari kemurahan hati menuju senyum yang kembali merekah.

Isi paketnya mungkin sederhana—beras, minyak, gula, dan bahan pokok lain—namun di balik sederhana itu terkandung filsafat yang dalam: bahwa kemuliaan manusia bukan terletak pada seberapa mewah yang ia beri, melainkan pada seberapa tulus ia menyalakan harapan.

Yang menarik, di Jelutung ini sedekah tak pernah berwujud janji-janji manis. Tidak ada papan reklame besar dengan wajah pengurus tersenyum lebar. Tidak ada seremoni berlebihan dengan pita yang harus digunting. Justru yang ada adalah bukti: paket yang sampai, doa yang terucap, dan rasa syukur yang bergema. Jamaah merasa ringan, pengurus merasa senang—semuanya mengalir tanpa paksaan.

Inilah wajah sedekah yang bebas dari aroma transaksional. Donatur tidak merasa terpaksa, pengurus tidak merasa terbebani. Semua bergerak dengan caranya masing-masing, tapi bertemu dalam satu irama: menghidupkan Persyarikatan. Lazismu bukanlah mesin birokrasi yang dingin, melainkan denyut nadi yang membuat umat merasa hidup dalam kebersamaan.

Di tengah dunia yang sibuk menjual citra, gerakan kecil ini justru menjadi satire: bahwa kebaikan sejati tidak butuh panggung besar, tidak perlu sorak sorai. Ia cukup hadir, sederhana, tapi nyata.

Mungkin benar kata pepatah lama: “Air yang menetes perlahan mampu melubangi batu.” Begitulah Lazismu Jelutung—tidak tergesa-gesa, tapi setia. Tidak berjanji muluk, tapi membuktikan. Dan bukti itulah yang lebih tajam daripada ribuan kata-kata manis yang mudah menguap di udara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image