PUISI: Padamu Wahai Generasi Emas
Sastra | 2025-10-02 09:57:37Padamu Wahai Generasi Emas
Oleh Arsinah Sadar
Saat ini
Dari teras Samarinda kulayangkan pandangan... Di sana...jauh di seberang...sebuah kota menggores harapan
Dan jauh di ujung sana
Dimana ibukota negara didirikan
Lihatlah
Sungai Mahakam masih berwarna kuning kecoklatan...
Tidak akan kering walau berganti zaman.
Aku bermimpi melihat masa depan
Di depan sana, di masa depan
Indonesia emas melejit bagaikan bintang
Pandangan ku membayangkan
Di atas sungai Mahakam
Ada sebuah kapal indah dari kaca olahan putra bangsa....
Berlayar bersama tawa ceria gadis muda dan pemuda
Mereka bahagia dan memanjatkan doa menghadap Kiblat
Untuk kita yang tersenyum di langit sana
Lalu senja menghiasi kota
Di tengah sungai terbentang memanjang Jembatan emas Membelah sungai.
Jembatan masa depan yang cantik
Jembatan penghubung antara dua kota
Orang-orang berlomba, berlari melintasi di atasnya
Menembus angin,
Melawan derasnya hujan
Merentangkan harapan...
Di bawah jembatan
Masih ada nelayan
Mencari ikan
Diantara hiruk pikuk kota metropolitan
Duhai kotaku ...Engkau begitu cantik bersama usia
Engkau begitu menggoda untuk di puja.
Dan... diantara gedung-gedung yang menjulang tinggi menghiasi kota Terpampang Videotron Menceritakan tarian margasatwa liar di hutan yang masih terpelihara
Menceritakan tarian pesut Mahakam yang tinggi kenangan.
Cahaya terang dari lampu jalanan dan dari gedung yang benderang, laksana lukisan indah menghiasi kota di waktu malam.
Di sini... di tempat yang sama...di waktu yang betbeda
Aku pernah duduk seperti mereka
Menatap sungai, dan gunung yang masih tersisa
Di masa depan
Para pemudi dan Pemuda
Tersenyum menatap sungai dengan penuh cinta
Pada hari itu
Dengan semangat yang membara
Mereka merenda cerita
Tentang kota Samarinda yang di bangun sejak dulu kala
Saat kehidupan tidak semenantang di kehidupan mereka
Mereka menuliskan cerita menyampaikan pesan pada dunia
Sungguh
Begitu banyak cita-cita yang mereka tuliskan di layar kaca
Mengenai mimpi-mimpi Melanjutkan cita-cita anak negeri
Menjadi tuan di negeri sendiri
Menjadi penguasa di negara ini
Literasi indah menjadi puisi
Menyanjung negeri
Menyanyikan kalimat pujian
Menggocangkan dunia
Mengukir kemajuan dan kejayaan
Dan dari tangan-tangan muda mereka itu
Lahirlah maha karya,
Lahirlah patriotisme
Mengungkapkan fantasi imajinasi,
Warna-warna keberanian,
Membuncah di tengah laju modernitas
Ingatlah selalu
Akar budaya tak boleh terserabut
Perubahan zaman bukan halangan
Identitas sejati adalah mantra kehidupan
Tarian Enggang,
Bahasa ibu,
Cerita leluhur
Menjadi rumah yang menjaga jiwa.
Pada mereka Generasi emas
Mereka adalah penerus cita-cita mulia
Mereka mengukir sejarah di mata dunia
Mengucapkan Sumpah Pemuda
Bhinneka Tunggal Ika
Pancasila
NKRI
Adalah janji suci pada negeri
Pada sejarah punakawan
Mulawarman
Kudungga
Kutai Kartanegara
Warisan bumi pertiwi
Menjagi jati diri bangsa
Adalah tonggak yang terus mereka jaga
Tak kenal lelah
Tak pernah putus asa
Wahai
Ingatlah
Mereka adalah anak-anak dan cucu cucu kita
Tinggalkan kebanggaan dan kekaguman untuk mereka
Jangan kau habiskan kekayaan alam hanya untuk kepuasan sesaat
Mereka yang penerus cita-cita bangsa
Mereka generasi yang mengukir sejarah Bangsa di masa depan
Mereka adalah pejuang kemerdekaan di masa depan
Dengan pena emas di tangan mereka
Mengukir cahaya menuju keadilan sejati dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pada Merekalah
kehidupan bangsa ini akan dipertaruhkan
Dan sekarang
Di sini
Kita bertarung melawan nafsu angkara keserakahan
Terus berteriak tentang demokrasi sejati
Namun Janganlah Engkau
Habiskan sumber daya alam untuk ambisi
Padamu anak anak negeri
Pendulang emas kejayaan negeri
Kutitipkan dia dan harapan
Jagalah negara ini
Jangan sampai berganti nama
Jangan sampai kehilangan sejengkal pun tanah di negara ini
Padamu anak anak negeri
Cinta kami yang sejati
Ingatlah mereka wahai teman
Ingatlah generasi emas di masa depan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
