Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jaja Jamaludin

Program MBG Ditunggangi Penumpang Gelap Bisnis?

Eduaksi | 2025-10-01 06:16:09

 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya lahir dari niat mulia: memastikan anak-anak Indonesia mendapat asupan sehat, bergizi, dan terjamin kualitasnya. Tapi di balik tujuan luhur ini, kini mulai muncul kabar miring—program tersebut diduga ditunggangi oleh “penumpang gelap bisnis.”

Bisnis di Balik Program MBGDi lapangan, banyak pihak menemukan bahwa ada yang mencoba menjadikan MBG bukan hanya proyek sosial, tapi ladang bisnis. Bentuknya beragam:

Bisnis lokasi → ada permainan pemetaan dapur dan titik distribusi.

Bisnis perizinan → muncul isu izin operasional dan sertifikasi jadi “pintu masuk” pungli.

Pemasok besar → hanya kelompok tertentu yang jadi penyedia bahan makanan dalam jumlah masif.

Politisi dan anggota dewan → viral kabar bahwa beberapa nama punya “SPPG” lebih dari satu, bahkan jadi pemain besar dalam jaringan dapur.Kalau benar, ini jelas mencederai semangat awal MBG. Program yang seharusnya menyehatkan anak-anak, malah jadi “lahan subur” untuk para pemain politik-ekonomi.

Kenapa Bisa Ditunggangi?Ada dua faktor utama:Besarnya anggaran → ratusan triliun rupiah berputar setiap tahun. Uang sebesar itu pasti mengundang kepentingan banyak pihak.Minim pengawasan publik → distribusi makanan sering hanya dicek di awal, tapi kurang kontrol di tahap realisasi. Celah inilah yang dimanfaatkan.

Bagaimana Membebaskan MBG dari Penumpang Gelap?Jika MBG mau benar-benar murni untuk rakyat, ada beberapa langkah kunci:Transparansi digitalSemua data dapur, pemasok, dan kontrak wajib terbuka online. Masyarakat bisa ikut memantau.Audit independenJangan hanya BPK atau inspektorat. Lembaga independen + masyarakat sipil harus dilibatkan.Peran sekolah & komiteJangan serahkan penuh ke pengusaha. Komite sekolah, guru, dan orang tua harus jadi pengawas langsung kualitas makanan.Batasi dominasi politisiLegislator seharusnya jadi pengawas, bukan pemain lapangan. Kalau terbukti terlibat bisnis dapur, harus mundur.Dorong koperasi lokal & UMKMProgram ini bisa jadi motor ekonomi desa kalau dikelola koperasi dan BUMDes, bukan hanya perusahaan besar.

Penutup

Program MBG adalah program mulia yang bisa menyelamatkan generasi. Tapi kalau dibiarkan jadi ladang bisnis, manfaatnya akan terkikis. Kita butuh transparansi, kontrol publik, dan keberpihakan pada rakyat kecil, bukan pada elite dan pemain besar.

Kalau MBG benar-benar bersih dari penumpang gelap, maka ia bukan hanya soal makanan, tapi juga soal masa depan bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image