Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syifa Dhia Ulhaq

Inovasi Teknologi Digital Sebagai Alternatif Solusi Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Edukasi | 2025-10-01 00:11:20
Ilustrasi anak sekolah menerima makanan bergizi dengan sistem QR code sebagai bentuk transparansi program MBG. (Dok. pribadi)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu langkah besar pemerintah yang menyasar anak-anak sekolah. Tujuannya jelas yaitu untuk menekan tingginya angka stunting, mendukung konsentrasi belajar, dan meningkatkan kualitas generasi mendatang.


Namun, harapan manis itu seringkali bertolak belakang dengan kenyataan. Kasus keterlambatan distribusi, mutu makanan yang dipertanyakan, bahkan kabar keracunan massal, menunjukkan bahwa masih ada celah besar dalam sistem pengawasan. Dengan kata lain, selama proses kontrol masih secara manual, masalah yang hampir serupa pasti akan terulang. Di era digital seperti sekarang, timbul pertanyaan sederhana “mengapa program sebesar MBG masih diawasi dengan cara tradisional, sementara di zaman modern seperti sekarang teknologi sangat berkembang pesat mengapa tidak dimanfaatkan sebagai alat pengawasan yang lebih efektif? “

Mengapa Sistem Pengawasan Masih Lemah?

Sejauh ini, evaluasi MBG masih bergantung pada laporan tertulis dari sekolah atau penyedia katering. Hal ini menyebabkan adanya keterlambatan mekanisme, alur prosedur yang rumit sehingga sering tidak sampai ke pusat dengan cepat. Akibatnya, masyarakat publik justru lebih dulu mendengar keluhan di media sosial ketimbang melalui jalur yang resmi. Situasi ini menimbulkan keraguan pada masyarakat. Program yang sejatinya baik, justru bisa dipersepsikan negatif hanya karena tidak ada sistem pengawasan yang transparan. Bila kondisi ini terus dibiarkan, MBG berpotensi kehilangan kepercayaan dari masyarakat publik.

Terdapat inovasi digital sebagai jalan alternatif melalui sejumlah cara praktis untuk membawa teknologi masuk dalam pengawasan MBG supaya lebih efektif :

1.Aplikasi Pelaporan

Dengan memanfaatkani gawai, siswa maupun orang tua bisa melaporkan kualitas makanan yang diterima. Misalnya seperti, foto, keterangan lokasi, dan jam makan bisa dikirimkan langsung. Sistem ini membuat laporan lebih cepat dan mudah diverifikasi.

2.QR Code pada Kotak Makan

Setiap paket makanan bisa diberi QR code yang berisi informasi menu, nilai gizi, hingga penyedia layanan. Dengan begitu, tidak ada lagi pertanyaan soal apa yang dikonsumsi anak.

3.Dashboard Pemantauan Real-Time

Melalui pemantauan real-time pemerintah bisa memantau distribusi di berbagai daerah secara langsung. Apabila terdapat sekolah yang belum menerima makanan sesuai jadwal, sistem akan memberi peringatan secara otomatis.

4.Analisis Big Data

Melalui analisis dapat mempermudah dalam mendeteksi ribuan laporan masyarakat sehingga dapat diproses menjadi pola. Dari sini, pemerintah bisa mendeteksi wilayah mana yang rawan masalah, bahkan dengan analisis ini dapat digunakan sebagai pengambilan tindakan sebelum kasus meluas hingga ke publik.

Bagaimana Dampaknya?

Teknologi bukan hanya soal kecanggihan, tetapi soal partisipasi dan keterlibatan masyarakat publik. Dengan adanya sistem digital, orang tua merasa ikut mengawasi sehingga siswa merasa aman, serta pemerintah terbantu menjaga kredibilitas program. Selain itu, transparansi data akan memperkecil celah untuk menyimpan anggaran. Dengan demikian, publik bisa melihat sendiri apakah uang negara benar-benar dipakai untuk menyediakan makanan bergizi. Lebih jauh, MBG bisa dikatakan sebagai contoh reformasi birokrasi. Hal ini berarti, program yang tidak sekadar dijalankan saja, tetapi adanya pengawasan dengan cara pendekatan modern dan akuntabel.
MBG sebuah langkah strategis, jika didasari adanya pengawasan yang kuat dengan disertai keterlibatan teknologi modern. Bukan hanya sekedar dengan memberi makan. Apabila program ini berjalan tanpa pengawasan yang kuat, maka program ini berisiko tidak berjalan secara berkelanjutan.

Digitalisasi adalah solusi yang seharusnya bisa diimplementasikan. Dengan memanfaatkan aplikasi, QR code, hingga analisis data, MBG bisa diawasi secara terbuka, cepat, dan transparan. Pada akhirnya, masyarakat tidak hanya ingin mendengar janji makanan gratis saja. Mereka menuntut bukti bahwa makanan yang diberikan benar-benar bergizi, layak, dan dikelola dengan jujur. Dengan keterlibatan teknologi, MBG berpeluang menjadi program yang tidak hanya memberi gizi, tetapi juga membangun budaya baru, serta menciptakan pelayanan publik yang modern dan dapat dipercaya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image