UCYP University dan APTIKIS Bersama Mitra Perguruan Tinggi Bersiap Gelar ICIHE 2025
Teknologi | 2025-09-25 22:44:02
Kuantan, Pahang – UCYP University, APTIKIS (Asosiasi Perguruan Tinggi Keagamaan islam), dan sejumlah perguruan tinggi mitra bersiap menyelenggarakan perhelatan, International Colloquium on Islam and Higher Education(ICIHE) 2025. Kolokium ini akan berlangsung secara hybrid, menggabungkan kehadiran fisik di Pahang, Malaysia, dengan partisipasi daring, pada tanggal 24 hingga 26 Oktober 2025.
ICIHE 2025 merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Student Mobility 2025 yang bertujuan untuk memperluas jejaring internasional dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan di antara para akademisi, peneliti, dan mahasiswa. Konferensi ini juga diselenggarakan bersamaan dengan South East Asia Academic Mobility (SEAAM), sebuah platform yang mendorong kolaborasi akademis di kawasan Asia Tenggara.
Dengan mengusung tema inovasi, pendidikan tinggi, dan kewirausahaan, ICIHE 2025 akan menjadi wadah penting bagi para peserta untuk mempresentasikan hasil penelitian, bertukar gagasan, serta menjalin kerja sama strategis. Acara ini diharapkan dapat melahirkan solusi inovatif untuk tantangan global di bidang pendidikan dan kewirausahaan, sekaligus memperkuat hubungan bilateral antarlembaga pendidikan di berbagai negara.
Para peserta dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, mahasiswa, praktisi industri, dan pengusaha, diundang untuk berkontribusi dan memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang pengembangan profesional dan akademis.
Komite Saintifik Southeast Asian Academic Mobility (SEAAM), Prof Ismail Suardi Wekke, menyatakan optimisme tinggi terhadap keberhasilan International Conference on Halal Education (ICIHE). Menurutnya, konferensi ini bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi sebuah platform strategis untuk memperkuat jaringan riset dan inovasi di bidang pendidikan yang semakin relevan di tingkat global. Ia menekankan bahwa ICIHE menjadi jembatan penting untuk menyatukan akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam merumuskan arah masa depan pendidikan halal yang komprehensif dan berkelanjutan.
Prof. Wekke menyoroti partisipasi aktif dari berbagai negara sebagai indikasi kuat bahwa isu pendidikan halal telah menarik perhatian luas. Ia menyebutkan, "ICIHE menjadi wadah kolaborasi multinasional, di mana kami bisa bertukar ide dan praktik terbaik dari berbagai perspektif budaya dan keilmuan. Kehadiran delegasi dari Malaysia, dan Indonesia menunjukkan komitmen bersama untuk mengembangkan ekosistem halal yang terintegrasi." Ia menambahkan, interaksi ini diharapkan dapat melahirkan proyek-proyek riset kolaboratif yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Lebih lanjut, Ismail Suardi Wekke yang juga Adjunt Professor di UCYP University memaparkan bahwa salah satu fokus utama ICIHE adalah mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan ke dalam kurikulum pendidikan formal. "Pendidikan halal tidak hanya tentang produk dan layanan, tetapi juga tentang etika, moralitas, dan tata kelola yang baik," ujarnya. Ia percaya bahwa melalui konferensi ini, para peserta dapat mengidentifikasi metode-metode inovatif untuk menyisipkan prinsip-prinsip ini ke dalam berbagai disiplin ilmu, mulai dari ekonomi, pariwisata, hingga sains dan teknologi. Hal ini, menurutnya, krusial untuk mencetak generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berintegritas.
Dalam konteks tantangan global, Wekke menggarisbawahi pentingnya konferensi ini sebagai respons terhadap dinamika pasar halal yang terus berkembang pesat. "Industri halal global bernilai triliunan dolar. Namun, kita masih membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan beretika untuk mengelola pertumbuhan ini secara bertanggung jawab," jelasnya.
ICIHE, lanjutnya, bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dan ketersediaan talenta melalui penguatan kurikulum dan pelatihan profesional. Sebagai penutup, Dr. Wekke menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan ICIHE. Ia berharap, rekomendasi dan temuan yang dihasilkan dari konferensi ini dapat diadopsi secara luas dan menjadi referensi penting bagi pengembangan pendidikan halal di masa mendatang.
"Kami berharap konferensi ini menjadi awal dari kolaborasi jangka panjang yang tetap berkelanjutan, menciptakan dampak positif yang tidak hanya terbatas pada dunia akademik, tetapi juga menginspirasi inovasi di sektor riil. Sebagaimana jalinan kerjasama dengan UCYP University sejak 2016 lalu," pungkasnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
