Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jaja Jamaludin

Manajemen MBG Tripartit: Kolaborasi Komite Sekolah, Puskesmas, dan BUMDes

Eduaksi | 2025-09-25 18:58:17

 

Pembangunan desa tidak bisa hanya bertumpu pada satu sektor saja. Pendidikan, kesehatan, dan ekonomi merupakan tiga pilar utama yang harus berjalan beriringan. Namun, sering kali ketiganya bekerja secara terpisah, sehingga hasilnya tidak maksimal. Untuk menjawab tantangan tersebut, lahirlah konsep MBG (Manajemen Bersama Gotong Royong) yang melibatkan Komite Sekolah, Puskesmas, dan BUMDes sebagai motor utama pembangunan desa.

Komite sekolah memiliki peran penting dalam memastikan kualitas pendidikan di desa. Mereka berfungsi sebagai jembatan antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Kompetensi utama komite sekolah adalah mengawasi penggunaan dana pendidikan, mendukung program pembelajaran, serta memperjuangkan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak. Dengan adanya komite sekolah yang aktif, kualitas pendidikan bisa lebih terjamin dan anak-anak desa memiliki peluang yang sama untuk berkembang.

Di sisi lain, puskesmas hadir sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Tugas mereka bukan hanya memberikan layanan medis dasar, tetapi juga melakukan edukasi kesehatan seperti gizi seimbang, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta program kesehatan sekolah (UKS). Puskesmas memastikan bahwa para siswa bisa belajar dengan kondisi fisik yang prima, dan masyarakat desa dapat bekerja dengan sehat tanpa terbebani masalah medis.

Sementara itu, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) menjadi motor penggerak ekonomi. Dengan kompetensinya mengelola usaha desa, BUMDes dapat menciptakan peluang kerja, meningkatkan pendapatan desa, serta memberikan akses permodalan bagi masyarakat. Sebagian keuntungan usaha BUMDes bahkan bisa dialokasikan untuk mendukung program pendidikan dan kesehatan, sehingga roda pembangunan desa terus berputar.

Kolaborasi tripartit ini menciptakan sinergi yang kuat. Misalnya, ketika sekolah membutuhkan tambahan fasilitas belajar, BUMDes dapat memberikan dukungan finansial. Puskesmas dapat mendukung program kesehatan siswa agar proses belajar berjalan optimal. Sebaliknya, masyarakat yang sehat dan berpendidikan akan mendorong perkembangan ekonomi desa melalui BUMDes. Dengan kata lain, ada siklus positif yang terbentuk: pendidikan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kesehatan menjamin produktivitas, dan ekonomi memberikan dukungan finansial untuk pendidikan serta kesehatan.

Konsep MBG Tripartit ini membuktikan bahwa gotong royong bukan hanya budaya, tetapi juga strategi manajemen pembangunan modern. Dengan komite sekolah sebagai pengawal pendidikan, puskesmas sebagai penjaga kesehatan, dan BUMDes sebagai penggerak ekonomi, desa bisa tumbuh lebih cerdas, lebih sehat, dan lebih sejahtera.

Jika model kolaborasi ini dijalankan secara konsisten, desa tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga ruang hidup yang produktif, berdaya, dan mandiri. Inilah wajah pembangunan desa masa depan yang berlandaskan pada kerja sama, partisipasi, dan keberlanjutan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image