Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bambang Suyardi

Mengapa Penulis Membutuhkan QRCBN dan ISBN

Sastra | 2025-09-25 11:12:56

Buku bukan sekadar kumpulan tulisan. Ia adalah karya intelektual yang memiliki nilai, tujuan, dan pesan yang ingin dibawa ke pembaca. Namun, sebagus apa pun isinya, sebuah buku akan sulit dikenali jika tidak memiliki identitas. Itulah mengapa ISBN dan QRCBN menjadi komponen penting dalam dunia penerbitan.

Keduanya berfungsi sebagai tanda pengenal buku. Bedanya hanya pada format: ISBN menggunakan kode angka, sedangkan QRCBN menggunakan QR code yang bisa dipindai dengan smartphone. Melalui Guepedia, penulis bisa mendapatkan keduanya secara otomatis tanpa proses rumit. Hasilnya, buku lebih mudah dilacak, dipasarkan, dan dipercaya oleh pembaca.

ISBN: Kode Angka yang Menjaga Keteraturan

ISBN (International Standard Book Number) adalah deretan angka yang unik untuk setiap buku. Kode ini memastikan bahwa satu judul bisa dibedakan dari judul lain meskipun sama-sama populer atau memiliki nama mirip.

Bagi penulis, ISBN memberi manfaat nyata:

  • Pencatatan rapi
  • Keunikan terjaga
  • Meningkatkan por

Contohnya, dua penulis berbeda bisa saja menerbitkan buku berjudul sama. Tanpa ISBN, sulit membedakan karya keduanya. Dengan ISBN, tidak ada kebingungan karena masing-masing buku punya kode angka unik.

QRCBN: QR Code untuk Akses Instan

Jika ISBN bekerja dalam format angka, QRCBN (Quick Response Code Book Number) bekerja dalam format QR. Satu kali pindai dengan smartphone, pembaca langsung melihat informasi detail tentang buku.

QRCBN menampilkan:

  • Judul dan nama penulis.
  • Sinopsis lengkap.
  • Jumlah halaman.
  • Tanggal terbit.
  • Tautan resmi untuk pembelian.

Manfaatnya terasa sekali dalam promosi. Penulis bisa mencetak QRCBN di poster, membagikannya di media sosial, atau menaruhnya di acara peluncuran buku. Dengan begitu, calon pembaca tidak perlu repot mencari judul secara manual, cukup scan dan langsung diarahkan ke informasi lengkap.

Perbedaan ISBN dan QRCBN

  • ISBN berbasis angka, digunakan luas untuk sistem katalog dan administrasi
  • QRCBN berbasis QR, lebih praktis di dunia digital karena bisa dipindai

Meski format berbeda, keduanya sama-sama bertujuan memberi identitas. ISBN menjaga keteraturan administratif, QRCBN mendukung kemudahan promosi dan distribusi online.

Mengapa Penulis Modern Membutuhkan Keduanya

Di era sekarang, penulis tidak cukup hanya menggunakan salah satu. ISBN dan QRCBN saling melengkapi.

  • Kredibilitas lebih kuat
  • Distribusi lebih luas
  • Promosi lebih mudah

Bayangkan buku yang hanya memiliki ISBN: resmi tercatat, tetapi tidak langsung terhubung dengan audiens digital. Atau buku yang hanya punya QR: mudah diakses online, tetapi sulit dilacak di sistem angka. Dengan keduanya, buku punya fleksibilitas penuh.

Peran Guepedia dalam Penyediaan ISBN dan QRCBN

Mengurus identifikasi buku sering dianggap rumit oleh penulis. Prosedurnya bisa berlapis, mulai dari pengajuan, pengisian formulir, hingga menunggu nomor terbit.

Guepedia menghapus kerumitan ini dengan menyediakan ISBN dan QRCBN secara otomatis. Penulis tidak perlu:

 

  • Mendaftar sendiri ke lembaga
  • Bingung mengisi formulir teknis
  • Mencari cara membuat QR manual

Semuanya sudah termasuk dalam proses penerbitan. Dalam 2–3 hari, buku bukan hanya terbit, tetapi juga memiliki identitas lengkap.

Dampak Bagi Penulis

Adanya ISBN dan QRCBN memberi dampak besar pada produktivitas dan kepercayaan diri penulis.

 

  1. Lebih mudah dijual, marketplace membutuhkan identifikasi untuk menampilkan buku
  2. Lebih dipercaya pembaca, identifikasi membuat buku terlihat profesional
  3. Portofolio yang jelas, setiap buku tercatat konsisten, membangun katalog karya penulis
  4. Lebih siap dipromosikan, QRCBN memudahkan berbagi detail buku hanya lewat satu scan

Dengan identitas yang rapi, penulis tidak hanya menerbitkan buku, tetapi juga membangun reputasi jangka panjang.

ISBN dan QRCBN dalam Marketplace

Ketika buku masuk ke marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, atau TikTok Shop, identifikasi menjadi kunci. ISBN memastikan setiap judul unik, sementara QRCBN menambahkan kemudahan: calon pembeli bisa langsung diarahkan ke halaman produk dengan scan.

Ini memperpendek jarak antara penulis dan pembaca. Penulis tidak perlu menjelaskan panjang lebar, cukup bagikan kode QR. Sementara ISBN menjaga keteraturan dalam sistem distribusi.

Tantangan Tanpa Identifikasi

Apa jadinya jika buku tidak punya identifikasi? Dampaknya serius:

 

  1. Sulit dipasarkan di marketplace besar
  2. Tidak bisa masuk ke sistem katalog
  3. Kurang dipercaya pembaca karena terlihat "tidak resmi"

Buku akhirnya kehilangan kesempatan untuk dikenal luas, meski isinya sebenarnya berkualitas. Inilah yang dihindari Guepedia dengan memastikan setiap karya punya identitas lengkap sejak awal.

Studi Kasus: Penulis dan Identifikasi Ganda

Seorang penulis muda menerbitkan novel perdananya melalui Guepedia. Dengan ISBN, bukunya tercatat jelas dan bisa dibedakan dari novel lain yang judulnya mirip. Dengan QRCBN, ia mencetak kode di poster kampus. Mahasiswa lain cukup memindai dan langsung diarahkan ke marketplace.

Hasilnya, dalam beberapa minggu saja, bukunya laris di kalangan komunitas kampus dan mulai menjangkau pembaca umum. Identifikasi ganda memberi keuntungan nyata, bukan sekadar teknis.

Kesimpulan

Buku tanpa identifikasi ibarat orang tanpa tanda pengenal—ada, tetapi sulit dikenali. ISBN dan QRCBN hadir untuk memastikan setiap karya punya tanda pengenal yang jelas. ISBN menjaga keteraturan administratif dengan kode angka, sementara QRCBN memudahkan interaksi digital dengan QR code.

Bagi penulis modern, keduanya bukan pilihan, tetapi kebutuhan. Guepedia menyediakan keduanya secara gratis dan otomatis, sehingga buku tidak hanya terbit, tetapi juga siap dipasarkan, dilacak, dan dipromosikan.

Dengan ISBN dan QRCBN, penulis bisa lebih percaya diri menulis, menerbitkan, dan membangun portofolio yang kuat di dunia literasi digital.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image