Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ismail Suardi Wekke

Mengukir Jejak di Bumi Tiongkok: Kisah Akademisi Indonesia Memenuhi Undangan Keynote Speaker di Hunan

Teknologi | 2025-09-23 10:32:25
Hunan Normal University (Study China)

Angin musim gugur bertiup sejuk saat Prof. Wekke, seorang akademisi bidang pendidikan dari salah satu intitusi Indonesia di Papua, menghela napas panjang. Di tangannya, selembar undangan resmi dari Hunan Normal University terasa nyata, hampir tak percaya. Ia diundang sebagai keynote speaker dalam sebuah konferensi internasional tentang AI dan Pendidikan, sebuah kehormatan yang menjadi rekognisi bagi akademisi Indonesia.

Perjalanan ke Changsha, ibukota Provinsi Hunan, terasa cepati. Di bandara, ia disambut hangat yang akrab dipanggil Kitty, salah satu penyelenggara konferensi. Bahasa Inggris mereka yang fasih menjembatani perbedaan budaya, membuat Prof. Wekke merasa nyaman seketika. Kota Changsha menyambutnya dengan gedung-gedung pencakar langit yang modern, berpadu harmonis dengan arsitektur tradisional Tiongkok yang masih lestari.

Keesokan harinya, Prof. Wekke berdiri di hadapan ratusan pasang mata di aula utama universitas. Wajah-wajah dari berbagai belahan dunia—Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan tentu saja Tiongkok—memandang penuh harap. Awalnya, gugup sedikit menyelimuti. Namun, ketika ia mulai memaparkan pengalamannya tentang pendidikan Papua, kata-kata mengalir lancar.

Prof. Wekke menceritakan bagaimana ia dan timnya di Indonesia berhasil mengintegrasikan pembelajaran sekalipun itu sumber daya yang terbatas. Ia menunjukkan data, grafik, dan demonstrasi kecil yang memukau. Ia tak hanya mempresentasikan hasil penelitian, tetapi juga semangat kolaborasi global dan pentingnya riset yang berkelanjutan dan berdampak sosial.

Setelah presentasinya selesai, apresiasi riuh membahana. Sesi tanya jawab menjadi momen paling menarik. Ardi mendapat banyak pertanyaan mendalam, mulai dari detail teknis risetnya hingga tantangan yang ia hadapi di Indonesia. Ia menjawab dengan lugas, sesekali menyelipkan humor ringan yang mencairkan suasana.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika seorang profesor senior dari Hong Kong menghampirinya. "Prof. Wekke, pekerjaan Anda luar biasa," katanya. "Pendekatan Anda yang memanfaatkan sumber daya lokal sangat inspiratif. Kami harus belajar banyak dari Anda." Pujian itu tidak hanya membuatnya bersyukur, tetapi juga menegaskan bahwa riset dari negara berkembang memiliki nilai dan relevansi yang setara di kancah internasional.

Selama hari-hari berikutnya, Prof. Wekke menjalin banyak koneksi. Ia berdiskusi tentang potensi riset bersama dengan akademisi dari China dan Singapura, bertukar ide dengan para peneliti muda dari Tiongkok, dan bahkan diajak berkeliling kampus yang megah dan penuh pepohonan. Ia melihat langsung fasilitas-fasilitas canggih yang dimiliki Hunan Normal University, serta semangat belajar para mahasiswa yang begitu tinggi.

Ketika tiba waktunya untuk pulang, Ardi meninggalkan Changsha dengan hati penuh. Lebih dari sekadar kehormatan menjadi keynote speaker, ia membawa pulang sebuah keyakinan baru: bahwa ilmu pengetahuan tidak mengenal batas negara. Di tengah keberagaman budaya dan bahasa, riset adalah bahasa universal yang menyatukan, membangun jembatan, dan menginspirasi kolaborasi untuk masa depan yang lebih baik.

Pengalamannya di Hunan Normal University bukan hanya sebuah babak baru dalam karier akademisinya, melainkan juga pengingat bahwa dedikasi dan inovasi dapat membawa nama Indonesia berdaya sanding di panggung dunia. Suatu waktu, ia akan kembali ke Tiongkok lagi, begitu tekadnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image