Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andyni Yulfanis Aulia Masrifa

Warung Makan Go Digital

UMKM | 2025-09-22 11:37:14

Warung makan sederhana tetap menjadi andalan banyak warga perkotaan yang sibuk, termasuk di Bekasi, kota industri dengan mobilitas tinggi. Di balik panci sayur mateng, tersimpan peran vital UMKM kuliner yaitu menyediakan makanan terjangkau, menciptakan lapangan kerja, hingga memperkuat ekonomi lokal. Warung Bude Abimanyu di Mustika Jaya Kota Bekasi adalah salah satu contohnya, bertahan melewati pandemi Covid 19 dengan tetap setia menghadirkan menu khas nusantara bagi pelanggan setianya.

Kini, pola konsumsi masyarakat berubah. Orang lebih sering mencari informasi lewat gawai, memesan makanan lewat aplikasi, hingga menilai kualitas lewat ulasan daring. Digitalisasi menjadi kunci agar warung makan tidak tertinggal. Dengan promosi lewat WhatsApp, Instagram, dan layanan pesan-antar seperti GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood, warung kecil mampu menjangkau pelanggan lebih luas tanpa kehilangan sentuhan tradisionalnya.

Lebih dari sekadar tempat makan, warung makan seperti Bude Abimanyu juga menjaga denyut kuliner tradisional tetap hidup. Menu seperti sayur asem, pepes, rawon, sop iga atau gudeg hadir sebagai pengingat bahwa cita rasa Nusantara masih relevan di tengah gempuran makanan cepat saji. Harganya ramah di kantong, lokasinya mudah dijangkau, dan atmosfernya akrab yang menjadi sulit ditiru oleh restoran modern atau jaringan waralaba.

Untuk memperkuat daya saing, Perbanas Institute melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat mendampingi Warung Bude Abimanyu. Bentuknya bukan hanya penyediaan peralatan masak, tetapi juga pelatihan sederhana agar arus kas masuk dan keluar bisa dicatat dengan rapi serta dievaluasi secara berkala. Lebih jauh, tim memberikan pendampingan pemasaran digital, mulai dari membuat konten menarik di media sosial hingga memanfaatkan layanan pesan-antar. Kehadiran di platform daring membuka pintu baru untuk menjangkau pelanggan yang sebelumnya mungkin tak pernah mengenal warung kecil di Kecamatan Mustika Jaya Kota Bekasi.

Tak berhenti di situ, Warung Bude Abimanyu kini juga telah memiliki QRIS sebagai metode pembayaran nontunai. Kehadiran QRIS bukan hanya memudahkan pelanggan yang jarang membawa uang tunai, tetapi juga membantu pemilik warung mengelola transaksi dengan lebih transparan dan efisien. Langkah ini menempatkan warung makan tradisional sejajar dengan tren digital yang semakin merata hingga ke lapisan usaha mikro. Upaya tersebut bukan semata soal teknologi, melainkan cara menjaga agar kuliner rumahan tetap punya ruang di tengah gempuran restoran cepat saji dan franchise modern. Dengan sentuhan digital, warung makan tradisional tidak kehilangan identitasnya, justru menemukan cara baru untuk bertahan dan tumbuh.

Kisah Warung Bude Abimanyu menunjukkan bahwa digitalisasi bukan ancaman, melainkan peluang. Dari promosi di media sosial, pemesanan melalui aplikasi layanan antar seperti Gofoof/ Grabfood/ Shopee food hingga pembayaran QRIS, setiap langkah kecil mampu memperkuat daya saing dan menjangkau pelanggan lebih luas. Jika model pendampingan seperti ini terus diperluas, bukan mustahil UMKM kuliner di berbagai daerah akan menjadi motor ekonomi sekaligus penjaga keberagaman kuliner Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image