Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Riska Anggun Maulani

Berteman dengan Masa Kritis Patah Hati

Ekspresi | 2025-09-21 09:24:29
Sumber: dokumen pribadi

Patah hati merupakan sebuah kondisi ketika seseorang mengalami komplikasi emosional dengan kecenderungan pada sesuatu yang tidak menyenangkan. Banyak orang memaknai patah hati sebagai persoalan emosional yang timbul akibat kehilangan. Beragam jenis kehilangan yang umum dijumpai, yaitu kehilangan pasangan karena putus cinta, perceraian, atau bahkan kematian seseorang dan hewan peliharaan. Respon seseorang yang muncul setelah fase patah hati juga sangat beragam, seperti kesedihan yang mendalam, tingkat stres yang meningkat, kualitas tidur yang semakin buruk, hingga adanya gangguan fisik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pérez Martín dkk. (2020) menunjukkan bahwa perasaan nyeri dari patah hati serupa dengan orang yang sedang sakit secara fisik karena diproses di area otak yang sama dalam dimensi afektifnya. Patah hati memerlukan proses Healing yang signifikan, terutama di masa kritis patah hati yaitu setidaknya pada 100 hari pertama.

Patah Hati sebagai Komplikasi Emosional

Patah hati dapat terjadi dengan berbagai macam kondisi emosional yang menyatu hampir secara bersamaan. Patah hati tidak hanya soal ketiadaan perasaan bahagia saja, tetapi juga perasaan campuran yang menyertai. Patah hati diikuti dengan perasaan marah, tidak terima, kecewa, sedih, dan hampa. Kondisi yang terjadi tergolong kompleks karena dapat melibatkan peran hormon, otak, hingga sistem kardiovaskular. Otak itu sendiri akan menafsirkan emosional dari patah hati serupa dengan sakit secara fisik. Apabila ditinjau dari segi biologis, pengaturan suasana hati yang menyebabkan seseorang merasa sulit ceria dikarenakan adanya peran kadar kortisol (hormon stres) yang meningkat, sedangkan kadar dopamin dan oksitosin sebagai hormon pemicu kebahagiaan menurun.

Pentingnya Healing pada Masa Kritis Patah Hati

Healing menjadi sesuatu yang penting setidaknya pada 100 hari pertama di hidup seseorang setelah patah hati. Pasalnya, fase tersebut menunjukkan periode kritis karena tubuh akan beradaptasi dengan patah hati, baik adaptasi secara biologis ataupun emosional. Periode tersebut merupakan periode puncak dari beragam jenis respon tubuh, termasuk kadar hormon stres yang turut memuncak. Emosi-emosi negatif juga menjadi sangat intens muncul ke permukaan sehingga risiko mengalami gangguan psikologis seperti anxiety dan depresi berkepanjangan akan meningkat. Healing yang dilakukan sedini mungkin dapat membantu meredakan patah hati lebih cepat, tentunya tetap dengan pemilihan treatment yang baik. Healing sebagai proses adaptasi secara emosional diperlukan agar luka yang hadir karena patah hati tidak terus-menerus mendominasi hidup. Healing mampu menyeimbangkan emosi dengan mereduksi dominasi dari emosi-emosi negatif, meredakan hormon stres dan memicu hormon kebahagiaan,serta menyediakan ruang baru agar seseorang bisa lebih bijak lagi apabila patah hati kembali datang di kemudian hari.

Bentuk Healing yang Perlu untuk Dicoba

 

  • Cerita dengan orang tepercaya

Memendam patah hati sendirian mungkin bisa meredakan bagi sebagian orang, tetapi perasaan lega juga dapat hadir ketika bercerita dengan orang yang dipercaya. Hal ini dikarenakan adanya respon tubuh yang masih merasa sulit untuk menetralisir apa yang sedang terjadi atau yang dikenal dengan peristiwa denial. Bercerita pada orang lain diharapkan dapat memberikan arah pemulihan yang lebih mengutamakan rasionalitas. Pemulihan dengan cara bercerita pada orang lain akan berada di tangan yang lebih tepat lagi ketika bercerita pada orang yang pernah mengalami kondisi serupa sehingga dapat menghadirkan simpatik dalam menyikapi patah hati tersebut.

 

  • Meditasi mindfulness

Meditasi mindfulness diperlukan sebagai upaya untuk lebih menenangkan perasaan dengan cara menerima beragam jenis emosi yang muncul dan mencoba untuk melakukan kontrol diri akan perasaan-perasaan tersebut. Meditasi mindfulness mampu mereduksi emosi negatif karena meditasi dapat membantu seseorang untuk menyadari perasaan-perasaan yang ada tanpa terjebak di dalamnya. Penelitian yang dilakukan oleh Luctkar-Flude dkk. (2025) juga menungkapkan bahwa meditasi mindfullness dapat menurunkan tingkat kecemasan, stres, dan depresi. Meditasi juga dapat diikuti dengan self-compassion yaitu suatu sikap memeluk diri sendiri dengan ucapan-ucapan afeksi yang lembut. Self-compassion dapat memberikan ruang pulih dengan tidak menyalahkan diri sendiri.

 

  • Melakukan journaling

Journaling merupakan tindakan mengekspresikan seluruh emosi dan pikiran dalam tulisan. Bagi sebagian orang yang merasa sulit untuk bercerita dengan orang lain, journaling dapat menjadi solusi jitu menuangkan segala bentuk sesak di hati dan pikiran. Journaling diharapkan mampu membantu seseorang merasa lega setelah patah hati. Penelitian yang dilakukan oleh Xie dkk. (2025) juga mendukung bahwa dengan menulis untuk proses healing dapat mambantu seseorang agar tidak terlalu merasa kesepian, meredakan tingkat stres, dan lebih mudah untuk memaafkan diri sendiri maupun orang lain.

 

  • Mengerjakan hobi

Segala sesuatu yang dirasa menyenangkan dan sesuai dengan passion dapat menjadi penolong untuk mendistraksi emosi yang timbul akibat patah hati. Beragam jenis hobi dapat dilakukan sesuai dengan kepribadian maisng-masing orang, seperti jalan-jalan, melukis, menulis, berenang, dan lain-lain. Melalui aktivitas yang menyenangkan juga dapsat meningkatkan hormon kebahagiaan seseorang. Hobi dapat menjadi terapi alami dan langkah awal seseorang menemukan ruang untuk bertumbuh dan memaknai hidup setelah fase patah hati.

 

  • Olahraga

Olahraga dipercaya dapat menjadi salah satu tenpat pelarian orang yang sedang patah hati. Selain membuat badan terasa lebih sehat, olahraga juga daoat meredakan stres dan meningkatkan hormon yang memberikan perasaan nyaman yaitu hormon endorfin. Jenis olahraga terdapat sangat banyak mulai dari yang sederhana seperti jogging atau bahkan yang cukup berat seperti angkat beban. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Saufi dkk. (2024) mengungkapkan bahwa olahraga mampu memberikan dampak positif berupa pengurangan gejala stres, peningkatan rasa percaya diri dan kualitas tidur, serta meningkatkan suasana hati.

Patah hati memanglah kondisi yang tidak diharapkan terjadi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa patah hati pasti bisa saja datang di hidup seseorang yang mampu merasakan arti penting dari mencintai. Tidak ada salahnya untuk merasakan patah hati karena terkadang dari situlah tonggak awal seseorang dapat bertumbuh lebih baik di kehidupannya. Selalu ada makna penting dibalik patah hati. Namun, patah hati haruslah disikapi dengan bijak. Melalui Healing dengan treatment yang tepat, maka seseorang dapat lebih cepat untuk bangkit dari keterpurukan. Healing tidak hanya sekadar belajar untuk melupakan seluruh kenangan karena sejatinya manusia tidak bisa melupakan kenangan yang telah direkam dengan detail oleh otak. Manusia hanya mampu menerima, mengalihkan, dan mengartikan patah hati sebagai bagian penting dari fase kehidupan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image