Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alya Fatikhatussifa

Hero di Balik Layar Tenaga Medis

Edukasi | 2025-09-19 21:38:40
"Radiografer : Peran Penting Di Balik Layar". Sumber foto : Internet

Sosok lain yang bekerja di balik layar yang menjamin diagnosis dengan akurat dan penanganan yang tepat yaitu radiografer. Banyak orang yang sangat memerlukan pemeriksaan radiologi, tetapi mereka harus menunggu lama karena jumlah radiografer dan teknologi radiologi yang masih belum memadai.

Banyak orang masih ragu untuk terlibat di bidang ini, padahal kebutuhan akan tenaga radiografer cukup tinggi. Mereka masih berspekulasi bahwa menjadi radiografer memiliki banyak risiko, salah satunya adalah kekhawatiran terhadap paparan radiasi. Walaupun edukasi tentang K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sudah ada. Bahkan, tidak sedikit orang yang belum mengetahui apa itu profesi radiografer ini.

Ketidakseimbangan tenaga radiologi dan teknologi radiologi di Indonesia dibuktikan dengan distribusi geografis yang tidak merata, di mana banyak tenaga ahli dan peralatan canggih hanya ada di kota-kota besar dan wilayah perkotaan, meninggalkan daerah terpencil dengan akses terbatas pada pelayanan radiologi yang berkualitas. Padahal, di daerah lain juga membutuhkan tenaga dan teknologi radiologi ini.

Sebaran radiografer di Indonesia masih belum seimbang dan jumlahnya tergolong sedikit jika dibandingkan dengan banyaknya fasilitas kesehatan yang ada. Data spesifik mengenai jumlah total dan lokasi persebaran radiografer secara nasional tidak selalu tersedia, namun tren menunjukkan adanya kekurangan tenaga radiografer, terutama di luar kota-kota besar, hal ini semakin diperburuk dengan distribusi alat radiologi yang tidak merata.

Ketua Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI) menyebut bahwa jumlah radiografer bersertifikat di Indonesia sekitar 13.000 orang. Menurutnya kebutuhan idealnya adalah antara 14.000–20.000 orang radiografer bersertifikat. Artinya ada kekurangan signifikan secara nasional.

Dari sekitar 3.200 rumah sakit di Indonesia, baru sekitar 1.500 yang memiliki alat CT scan. Artinya hampir setengah dari rumah sakit belum memiliki fasilitas CT scan.

Riset Analisis Rasio Tenaga Kesehatan menunjukkan bahwa hanya DKI Jakarta yang mencapai target rasio ideal (≥ 0,18 radiografer per 1.000 penduduk), sementara provinsi lain masih jauh di bawahnya.

Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan tenaga professional serta pemerataan teknologi bidang radiologi. Dengan upaya tersebut akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dan peran Kesehatan lainnya.

Hal yang bisa dilakukan adalah meningkatkan tenaga radiografer dengan cara menambah jumlah pelatihan dan sertifikasi nasional. Selain itu, melakukan distribusi tenaga dan investasi fasilitas di luar Pulau Jawa agar tidak tumpeng dengan daerah perkotaan dan kota besar. Tak hanya itu, perlu juga adanya penambahan program studi radiologi agar mendapat ahli radiografer yang mengimbangi dan mumpuni dengan kebutuhan di masyarakat serta mahir dalam perkembangan teknologi pencitraan.

Jika radiografer yang memegang peranan penting ini tidak diperkuat, maka layanan kesehatan akan tertatih dalam memberikan pelayanan pencitraan yang memadai.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image