Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ismail Suardi Wekke

ASEAN Women Summit 2025: Fasilitasi Pemberdayaan untuk Masa Depan Berkelanjutan

Politik | 2025-09-19 14:59:52
ASEAN Women Summit (Dok SEAAM)

JAKARTA – SEAAM, berkolaborasi dengan Global Skill Hub dari Malaysia, mengumumkan kemitraan strategis untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perempuan ASEAN 2025. Acara ini juga didukung oleh Yayasan Panrita Lagaligo Nusantara, Rumah Produktif Indonesia melalui badan otonom Dosen Produktif Indonesia, serta media Helo Jakarta dan Kata Sulsel.

Sementara dari perguruan tinggi mendapatkan dukungan dari Institut Agama Islam Rawa Aopa Konawe Selatan, STIT Al Chaeriyah Mamuju, dan Universitas Muhammadiyah Barru.

KTT ini didedikasikan untuk memperkuat peran perempuan di seluruh Asia Tenggara. Sejalan dengan tema Keketuaan ASEAN 2025, "Menuju Komunitas ASEAN yang Inklusif dan Berkelanjutan," KTT ini bertujuan menjadi platform bagi para pemimpin perempuan, pengusaha, pembuat kebijakan, dan aktivis untuk berkolaborasi dan merumuskan strategi bersama.

Inisiatif Masyarakat Sipil untuk Kepemimpinan Perempuan

KTT Perempuan ASEAN 2025 adalah inisiatif dari masyarakat sipil yang berfokus pada pembentukan kepemimpinan dan percepatan partisipasi perempuan. Acara ini akan menampilkan serangkaian kegiatan, termasuk:

 

  • Sesi Pleno dengan Pembicara Utama: Menghadirkan wawasan dari para pemimpin perempuan visioner, menteri, inovator, dan pelopor regional.
  • Diskusi Panel Regional: Mengupas isu-isu penting seperti perdagangan, keberlanjutan, inovasi, dan kepemimpinan dari perspektif ASEAN.
  • Lokakarya dan Sesi Jaringan: Kesempatan untuk berinteraksi dengan para ahli dan kolega dari berbagai sektor guna berbagi praktik terbaik dan membangun kolaborasi yang kuat.
  • Gala Night: Perayaan solidaritas dan persaudaraan di antara perempuan-perempuan terkemuka di kawasan ini.

Tujuan ASEAN Women Summit: Peta Jalan Pemberdayaan

Summit ini dirancang untuk mencapai beberapa tujuan utama, termasuk mendorong peran perempuan sebagai penggerak utama dalam integrasi dan pertumbuhan ekonomi ASEAN. Selain itu, acara ini juga akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang bagi perempuan di era digital.

Tujuan lainnya adalah membangun jaringan pemimpin perempuan yang kuat dan berkelanjutan di seluruh Asia Tenggara, serta menciptakan peta jalan konkret untuk memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tingkat regional dan nasional.

Melalui upaya bersama ini, para penyelenggara mengundang semua pihak untuk menjadi bagian dari momen bersejarah dalam menciptakan masa depan yang lebih inklusif, makmur, dan berdaya bagi semua.

Sebagai Komite Saintifik di ASEAN Women Summit 2025, sebuah kehormatan dapat berkontribusi dalam acara ini. Acara ini selain sebagan sebuah pertemuan, melainkan panggung kolaborasi untuk mengangkat isu perempuan ke level yang lebih tinggi melalui pendekatan yang berbasis data dan ilmiah.

Kita harus melihat perempuan tidak hanya sebagai objek yang butuh bantuan, tetapi sebagai subjek aktif dan penggerak utama dalam pembangunan. Potensi perempuan dalam bidang sains, teknologi, ekonomi, dan sosial begitu besar, dan tugas kita adalah memastikan potensi itu berkembang tanpa hambatan.

Ismail Suardi Wekke yang juga Distinguished Professor di North Bangkok University (Thailand) menyatakan bahwa ia percaya, setiap kebijakan yang menyangkut perempuan—mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga partisipasi ekonomi—harus dibangun di atas fondasi penelitian yang kuat dan data yang akurat. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan solusi yang tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dan berkelanjutan.

Ismail Suardi Wekke selaku Komite Saintifik berkomitmen penuh untuk mengarahkan diskusi dan penelitian agar menghasilkan rekomendasi yang konkret dan dapat diterapkan. Kita akan bekerja sama dengan para ahli dari berbagai negara ASEAN untuk memastikan suara dan pengalaman perempuan menjadi bagian integral dari setiap agenda yang kita susun.

Pernyataan yang disampaikan Ismail Suardi Wekke adalah bentuk keberpihakan. SEAAM dan jejaringnya berpihak pada pemberdayaan perempuan karena kita tahu, kemajuan perempuan adalah cerminan dari kemajuan bangsa. Ismail Suardi Wekke kemudian mengemukakan bahwa ia ingin Summit ini menjadi titik perjalanan, di mana sains dan data digunakan sebagai alat untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan yang nyata bagi perempuan di seluruh Asia Tenggara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image