Melon Organik Premium Agromelka Dongkrak Ekonomi Perempuan Tani Lampung
Kultura | 2025-09-19 14:56:37
Lampung Timur – Desa Kalibening di Kabupaten Lampung Timur kini bertransformasi dari lahan tidur menjadi sentra melon organik premium berkat program Agroeduwisata Melon Organik Kalibening (Agromelka) yang digagas Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro). Program ini bukan hanya mengubah pola pertanian, tetapi juga memberdayakan perempuan tani setempat.
Dari Kemiskinan ke Peluang Baru
Selama bertahun-tahun, mayoritas warga Kalibening mengandalkan padi dan jagung tanpa rotasi. Pola ini merusak tanah, meningkatkan ketergantungan pada pupuk kimia, dan membuat petani hanya bisa menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga murah. Data desa mencatat 234 dari 742 kepala keluarga tergolong miskin, dengan 49% penduduk perempuan bekerja sebagai buruh tani berupah rendah.
“Petani kehilangan daya tawar karena biaya produksi tinggi, tapi harga jual dikendalikan tengkulak,” kata Dr. Hening Widowati, M.Si., ketua tim pengabdi UM Metro.
Teknologi Organik dan Inovasi Lokal
Agromelka memperkenalkan pertanian organik melalui pupuk cair Pumakkal, temuan UM Metro berbahan limbah lokal. Teknologi sederhana seperti screenhouse, injektor venturi, hingga Internet of Things (IoT) digunakan untuk mengontrol kelembapan, penyiraman, dan pemupukan secara real time.
Menurut Dr. Agus Sutanto, M.Si., pencipta Pumakkal, penggunaan pupuk ini mampu menekan biaya produksi hingga 50% sekaligus memulihkan kesuburan tanah.
Melon Premium, Harga Naik Tiga Kali Lipat
Hasilnya, melon varietas Inthanon yang dibudidayakan mencapai tingkat kemanisan 16,5 briks, lebih tinggi dibanding melon biasa. Harga jual melon organik Agromelka tembus Rp20.000–Rp25.000 per kilogram, jauh di atas harga melon konvensional sekitar Rp8.000.
Untuk meningkatkan nilai tambah, kelompok wanita tani juga memproduksi olahan seperti es krim melon, sorbet, jus sehat, nugget sayuran, hingga susu edamame. Menu khas “Pecel OK” (Organic Kalibening) menjadi paket wisata unggulan dengan harga Rp40.000 per pengunjung.
Dari Lahan Produksi ke Agroeduwisata
Kini kebun Agromelka berfungsi ganda, sebagai lahan produksi sekaligus destinasi agroeduwisata. Sekolah, universitas, hingga masyarakat umum datang untuk belajar pertanian organik. Produk tidak lagi dipasarkan lewat tengkulak, tetapi melalui media sosial, e-commerce, dan penjualan langsung di lokasi wisata.
Dampak Berkelanjutan
Program ini menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan keterampilan perempuan tani, dan membuka peluang usaha berkelanjutan. “Ibu-ibu yang dulu hanya buruh tani kini bisa menjadi pengusaha dengan penghasilan lebih baik,” ujar Hening Widowati.
Agromelka pun menjadi contoh nyata pertanian berkelanjutan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek kesejahteraan masyarakat dan konsumsi bertanggung jawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
