Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahwa Mayriska

Himatesda Unair Gelar TSD Mengajar Periode 2, Hadirkan Belajar Kreatif Berbasis Alam

Edukasi | 2025-09-18 21:50:13

Surabaya – Himpunan Mahasiswa Teknologi Sains Data (Himatesda) Universitas Airlangga kembali melanjutkan komitmennya di bidang pengabdian masyarakat melalui program TSD Mengajar periode kedua. Kegiatan ini digelar pada Minggu (14/9/2025) di halaman Masjid Harmaidah Keputih, Surabaya, bekerja sama dengan Komunitas Sahabat Belajar Surabaya.

Sebanyak 20 anak binaan mengikuti kegiatan yang mengusung tema belajar kreatif berbasis alam. Program ini menekankan bahwa pendidikan dapat dilakukan dengan cara sederhana, menyenangkan, dan dekat dengan keseharian anak-anak.

Belajar Interaktif Lewat Alam

Berbeda dari metode konvensional, TSD Mengajar mengajak anak-anak terlibat aktif dalam proses belajar. Mereka tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga melakukan aktivitas langsung sesuai kelompok usia.

 

  • Kelompok Bocil (3–6 tahun): Membuat karakter dari daun untuk melatih kreativitas dan motorik halus.
  • Kelompok Bocita (7–14 tahun): Mengklasifikasikan daun berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran guna mengasah keterampilan analitis.

Puncak kegiatan adalah praktik ecoprint, yaitu mencetak pola daun di atas kain mori sebagai karya seni sekaligus kenang-kenangan. Selain itu, anak-anak juga menuliskan cita-cita mereka dalam kegiatan “Daun Impian” sebagai wujud refleksi dan motivasi.

Kegiatan TSD Mengajar menghadirkan konsep belajar kreatif berbasis alam, melibatkan 20 anak binaan Komunitas Sahabat Belajar Surabaya.

Antusias Anak dan Manfaat Bagi Mahasiswa

Sepanjang kegiatan, anak-anak menunjukkan antusiasme tinggi. Meski penuh unsur permainan, suasana tetap tertib hingga akhir acara. Menurut Hilmi Muhammad Bintang, Ketua Pelaksana TSD Mengajar periode kedua, keberhasilan ini tidak lepas dari pendekatan berbasis pengalaman nyata.

“Kami ingin menunjukkan bahwa belajar tidak harus terbatas di kelas. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, anak-anak bisa belajar secara alami. Mereka merasakan sendiri bahwa belajar bisa menyenangkan, produktif, dan membekas di hati,” ujar Hilmi.

Selain berdampak pada anak binaan, program ini juga memberi pengalaman berharga bagi mahasiswa Teknologi Sains Data. Mereka belajar mengelola kelas nonformal, memahami karakter anak, sekaligus menerapkan nilai kepedulian sosial secara langsung.

Harapan ke Depan

Himatesda berharap TSD Mengajar terus berkembang menjadi program berkelanjutan dengan cakupan lebih luas, baik dari jumlah peserta maupun kolaborasi dengan komunitas pendidikan lain. “Kolaborasi dengan Komunitas Sahabat Belajar membuka jalan bagi mahasiswa untuk lebih dekat dengan masyarakat. Kami ingin program ini menjadi bentuk pengabdian berkelanjutan,” tambah Hilmi.

Program TSD Mengajar periode kedua membuktikan bahwa mahasiswa Unair tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga mampu menghadirkan inovasi sosial dalam pendidikan. Dengan pendekatan kreatif berbasis alam, Himatesda Unair menghadirkan ruang belajar yang humanis, inklusif, dan inspiratif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image