Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anita Nurul Fajriyah

Reshuffle Kabinet: Momentum Perubahan atau Panggung Politik?

Pendidikan dan Literasi | 2025-09-13 20:12:55

Menanggapi artikel yang dibuat oleh Drs. Study Rizal LK., M.Ag yang berjudul "Kabinet Baru, Harapan Lama: Apakah Reshuffle Bisa Menjawab Kekecewaan Publik?

Perombakan kabinet yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi topik hangat di tengah masyarakat. Setiap kali terjadi pergantian posisi menteri, publik selalu dihadapkan pada dua pandangan yang berbeda apakah harapan bahwa arah pemerintahan akan semakin baik, dan keraguan bahwa perubahan ini hanya sekadar pergantian posisi tanpa substansi. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah reshuffle kali ini benar-benar mampu mengatasi kekecewaan masyarakat, atau hanya merupakan permainan politik yang berulang?

Sebenarnya, reshuffle bukan hanya soal administrasi semata. Ia merupakan simbol komunikasi politik yang menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan aspirasi rakyat sekaligus menegaskan keseriusan dalam menghadapi berbagai tantangan. Namun, masyarakat kini semakin kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh pidato atau ceremony pelantikan. Yang menjadi fokus penilaian adalah kinerja nyata dan hasil yang dapat dirasakan, bukan sekadar wajah baru dalam kabinet.

Salah satu perhatian utama adalah pergantian Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa di posisi Menteri Keuangan. Masyarakat masih terbagi pendapat: sebagian melihat ini sebagai kesempatan untuk memperkuat agenda pembangunan, sementara sebagian lain khawatir bahwa kredibilitas fiskal yang selama ini dijaga dengan ketat akan terganggu. Tidak dapat disangkal bahwa stabilitas fiskal merupakan kunci kepercayaan pasar sekaligus fondasi ekonomi bagi rakyat. Jika kabinet baru gagal mempertahankan hal tersebut, reshuffle justru akan menimbulkan masalah baru.

Kritik juga muncul terkait posisi strategis yang masih kosong, seperti Menko Polhukam dan Menpora. Kekosongan jabatan ini menimbulkan kesan bahwa reshuffle dilakukan secara setengah hati. Publik pun bertanya-tanya apakah keputusan ini benar-benar bertujuan memperbaiki kinerja pemerintahan, atau hanya untuk mengatur peta politik dan membagi kursi demi kepentingan tertentu.

Kehadiran figur-figur baru yang belum dikenal luas oleh masyarakat juga menimbulkan pertanyaan. Apakah mereka dipilih berdasarkan kemampuan dan integritas, atau semata-mata karena pertimbangan politik? Keraguan semacam ini wajar mengingat masyarakat sudah terlalu sering menyaksikan politik dijadikan arena transaksi kekuasaan.

Meski demikian, di balik keraguan tersebut, peluang tetap terbuka. Reshuffle dapat menjadi momentum penting apabila disertai dengan langkah nyata berupa transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan publik. Para menteri baru harus segera menunjukkan hasil kerja yang konkret, bukan hanya janji manis. Pemerintah juga perlu memberikan ruang bagi pengawasan masyarakat agar publik dapat menilai sendiri apakah janji perubahan benar-benar dijalankan.

Pada akhirnya, masyarakat tidak menuntut hal yang berlebihan. Mereka hanya menginginkan pemerintah yang bekerja dengan sungguh-sungguh, terbuka, dan berpihak pada kepentingan rakyat. Reshuffle bukan sekadar soal siapa yang menempati kursi menteri, melainkan sejauh mana mereka mampu menghadirkan perubahan yang nyata.

Jika reshuffle hanya berhenti pada pergantian wajah tanpa perubahan dalam cara kerja, maka hal itu tidak berbeda dengan pertunjukan yang penuh hiasan namun minim substansi. Publik menunggu jawaban apakah reshuffle kali ini akan menjadi langkah maju, atau hanya sekedar catatan tambahan dalam daftar panjang kekecewaan rakyat?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image