Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatichatus Syabiela Ichsani Pasya

Polemik Keluarga Berencana: Antara Kebijakan Demografi dan Kualitas Hidup Masyarakat

Info Sehat | 2025-09-12 00:59:59
Sumber: Freepik.com
Sumber: Freepik.com

Isu penurunan angka kelahiran (fertility rate) di Indonesia menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari Silmi Hakiki dalam Good Stats (2025), angka kelahiran pada tahun 2023 mencapai titik terendah dalam satu dekade terakhir, yakni 15,94. Meski sempat meningkat menjadi 16,61 pada tahun 2024, angka tersebut kembali menurun menjadi 16,4 pada tahun 2025. Salah satu faktor utama penurunan ini adalah keberhasilan kampanye program Keluarga Berencana (KB), yang telah dijalankan sejak era Presiden Soeharto pada 1970-an melalui slogan “Dua Anak Cukup.”

Secara umum, program KB bertujuan meningkatkan kualitas penduduk dan kesejahteraan keluarga melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, serta penguatan ketahanan keluarga (BKKBN, 2004). Program ini juga menjadi solusi atas permasalahan persebaran penduduk yang tidak merata, tingginya angka kematian ibu dan anak—terutama pada perempuan dengan kondisi kesehatan rentan. Selain itu, KB juga berperan sebagai salah satu bagian dari strategi pembangunan nasional. Namun dalam implementasinya, program KB seringkali membebankan perempuan sebagai pihak utama dalam penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan informasi dari Eka Hospital (2023), metode kontrasepsi yang umum digunakan pasangan antara lain kondom, pil KB, suntik KB, implan, IUD (spiral), dan KB steril. Mayoritas metode ini diperuntukkan bagi perempuan, sehingga menimbulkan ketimpangan peran dan memperkuat stereotip gender bahwa tanggung jawab pengendalian kelahiran hanya menjadi beban perempuan. Konsekuensinya, perempuan lebih rentan terhadap dampak langsung dari program ini, baik secara fisik maupun psikologis.

Di sisi lain, program KB bukan semata-mata bertujuan untuk mengontrol jumlah penduduk, tetapi juga mencegah kehamilan berisiko kesakitan atau kematian.. Dalam presentasinya di Pertemuan Ilmiah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (2021), Prof. dr. Budi Utomo, MPH, Ph.D menyatakan bahwa KB merupakan program strategis karena intervensinya terjadi dalam proses reproduksi. Bila terjadi gangguan pada tahap ini, dampaknya bisa bersifat jangka panjang—baik secara fisik, mental, sosial, hingga lintas generasi. Beberapa literatur juga menekankan bahwa manfaat KB tidak terbatas pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga mendukung pembangunan sosial dan ekonomi dalam jangka panjang.

Meski pelaksanaannya menuai kritik, tak dapat disangkal bahwa program KB memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan taraf hidup ibu dan anak. Menurut dr. Melkiandri Fanggidae, Sp.OG dalam laman resmi EMC Healthcare (2024), KB dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menurunkan risiko kanker serviks dan rahim, mengurangi penularan infeksi menular seksual, serta menekan angka kematian ibu. Hal ini menjadi alasan yang cukup kuat bagi para pasangan suami istri untuk melaksanakan program KB ketika dirasa sudah perlu mengendalikan angka kelahiran.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa program KB memiliki faktor yang menjadi kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Pelaksanaan program ini perlu mempertimbangkan kesediaan dan kesepakatan dari kedua belah pihak. Selain itu, risiko kesehatan yang mungkin timbul baik pada ibu, anak, maupun ayah juga harus diperhatikan. Apabila dilaksanakan sesuai dengan prosedur, program KB dapat membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak.


KATA KUNCI: Kelahiran, Keluarga, Kesehatan, Masyarakat, Perkawinan


DAFTAR PUSTAKA
Eka Hospital. 2023. Mengenal Metode Kontrasepsi dan Jenis-jenis KB yang Populer di Indonesia. https://www.ekahospital.com/articles/mengenal -metode-kontrasepsi-dan-jenisjenis-kb-yang-populer-di-indonesia [online]. (diakses tanggal 27 Agustus 2025).
Fanggidae, M. 2024. Memahami Pentingnya Manfaat Keluarga Berencana (KB) Bagi Kesehatan Wanita. https://www.emc.id/id/care-plus/memahami-pentingnya-manfaat-keluarga-berencana-kb-bagi-kesehatan-wanita [online]. (diakses tanggal 27 Agustus 2025).

Goodstats. 2025. Tren Angka Kelahiran di Indonesia 1 Dekade Terakhir. https://goodstats.id/article/tren-angka-kelahiran-di-indonesia-dalam-satu-dekade-terakhir-mnW1n [online]. (diakses tanggal 27 Agustus 2025).

Utomo, B. 2021. Bagaimana Program KB dan Kesehatan Reproduksi Menjamin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. https://ykp.or.id/bagaimana-program -kb-dan-kesehatan-reproduksi-menjamin-tujuan-pembangunan-berkelanjutan/ [online]. (diakses tanggal 27 Agustus 2025).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image