Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sebi Daily

Menghadapi Inflasi: Solusi dan Tantangan di Era Globalisasi

Eduaksi | 2025-09-09 20:57:52
Ilustrasi Globe. Foto: Pixaby/Pexels.

Oleh: Syiella Haspari Malik_Mahasiswa Institut Agama Islam SEBI.

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang tidak asing bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Kenaikan harga barang dan jasa secara umum serta berkelanjutan ini dapat mengurangi daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Di era globalisasi, inflasi semakin kompleks karena dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti ketidakstabilan harga energi dunia, geopolitik, hingga perubahan iklim yang memengaruhi rantai pasok global. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 2,61%, relatif terkendali namun tetap menjadi tantangan serius bagi perekonomian nasional.

Menghadapi inflasi di era globalisasi bukanlah sekadar persoalan teknis ekonomi, melainkan juga ujian bagi ketahanan nasional dalam menjaga stabilitas harga, kesejahteraan masyarakat, dan daya saing ekonomi. Inflasi harus dikendalikan secara komprehensif melalui kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Pertama, inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah. Lonjakan harga kebutuhan pokok, misalnya beras dan bahan bakar, langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak terkendali, kondisi ini dapat memperlebar kesenjangan sosial.

Kedua, globalisasi membawa peluang sekaligus ancaman. Di satu sisi, integrasi pasar global membuka akses perdagangan dan investasi. Namun, di sisi lain, ketergantungan terhadap impor membuat Indonesia rentan terhadap gejolak harga internasional. Sebagai contoh, kenaikan harga minyak dunia langsung berdampak pada harga energi dalam negeri, yang berimbas pada biaya transportasi dan produksi.

Ketiga, solusi pengendalian inflasi harus melibatkan kebijakan moneter dan fiskal yang seimbang. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter berperan menjaga stabilitas nilai rupiah dan suku bunga, sementara pemerintah perlu memastikan distribusi barang lancar, subsidi tepat sasaran, serta memperkuat ketahanan pangan melalui swasembada.

Sebagian pihak berpendapat bahwa inflasi moderat justru sehat bagi perekonomian karena mendorong konsumsi dan investasi. Namun, menurut saya, dalam konteks Indonesia yang masih menghadapi kesenjangan sosial cukup tinggi, inflasi tetap berpotensi melemahkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, pengendalian inflasi harus menjadi prioritas, bukan sekadar membiarkannya pada level “aman” di atas kertas.

Inflasi di era globalisasi merupakan tantangan yang tak bisa dihindari, namun juga menjadi kesempatan untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional. Kunci utamanya adalah sinergi antara kebijakan moneter, fiskal, serta peran aktif masyarakat dalam mendukung produk lokal dan efisiensi konsumsi. Dengan langkah strategis dan konsisten, Indonesia tidak hanya mampu menekan dampak negatif inflasi, tetapi juga menjadikannya momentum untuk memperkuat fondasi ekonomi yang lebih tangguh dan berkeadilan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image