Pekan Ketiga Forum Silaturahmi Pengelola Jurnal: Upaya Peningkatan Tata Kelola Jurnal
Eduaksi | 2025-09-09 20:30:15
MAKASSAR – Forum Silaturahmi Pengelola Jurnal (FSPJ) kembali menggelar diskusi rutin yang kini memasuki pekan ketiga. Diskusi yang diadakan daring ini bertujuan untuk terus meningkatkan kualitas dan tata kelola jurnal ilmiah, khususnya di lingkungan perguruan tinggi. Acara ini dihadiri oleh para pengelola jurnal, editor, dan tim teknis dari lintas institusi, Selasa, 9 September 2025.
Dalam sesi diskusi, berbagai isu krusial terkait pengelolaan jurnal menjadi pembahasan utama. Salah satu topik yang paling menarik perhatian adalah masalah digitalisasi dan visibilitas jurnal. Para peserta berbagi pengalaman tentang tantangan dan solusi dalam mengelola jurnal agar terindeks di basis data internasional seperti Scopus dan Web of Science.
"Diskusi ini diperlukan untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik," ujar Ismail Suardi Wekke, kerani forum. "Kami menghadapi tantangan yang sama, jadi forum ini menjadi wadah yang ideal untuk mencari solusi bersama."
Diskusi juga menyoroti perlunya penyamaan persepsi, sehingga memiliki pandangan yang sama dalam kaitan tata kelola jurnal. Pengelola jurnal dituntut untuk lebih ketat dalam melakukan pemeriksaan naskah untuk memastikan orisinalitas dan integritas ilmiah dari setiap artikel yang diterbitkan.
Forum Silaturahmi dibentuk sebagai respons terhadap kebutuhan akan kolaborasi dan standarisasi dalam pengelolaan jurnal di Indonesia. Dengan adanya forum ini, diharapkan kualitas publikasi ilmiah di tanah air dapat meningkat secara signifikan.
Sesi pekan ketiga ini menghadirkan editor dan jurnal praktisi jurnal Dr. Nurfandiansyah Burhanuddin, S.KM., M.Kes. Beliau adalah seorang praktisi dalam dunia publikasi ilmiah yang juga aktif di Relawan Jurnal Indonesia (RJI).
Menurut Ismail Suardi Wekke, salah satu tantangan terbesar bagi pengelola jurnal saat ini adalah bagaimana mengelola jurnal agar tidak hanya terbit, tetapi juga berkelanjutan. "Tata kelola jurnal harus mencakup tiga aspek utama: keberlanjutan, kualitas, dan visibilitas," tegasnya.
Lebih lanjut, Ismail menjelaskan bahwa keberlanjutan jurnal bergantung pada komitmen tim pengelola, dukungan institusi, dan sustainable financial model. Kualitas tidak hanya diukur dari konten, tetapi juga dari proses review yang ketat dan profesional. Sementara itu, visibilitas adalah kunci agar jurnal dapat diakses dan disitasi oleh komunitas ilmiah global.
Ia menekankan bahwa pengelola jurnal harus proaktif dalam membangun jejaring dengan penulis dan reviewer internasional. "Kolaborasi adalah instrumen," pungkasnya. "Dengan berkolaborasi, kita bisa meningkatkan standar dan menjangkau audiens yang lebih luas."
Diskusi ini akan terus berlanjut di pekan-pekan mendatang dengan topik yang lebih spesifik. Dalam bulan Oktober mendatang, direncanakan pelaksanaan kursus singkat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
