TBM Rumakayoe Menerima Kunjungan Dua Rektor Perguruan Tinggi Jakarta, Diakhiri dengan MoU
Info Terkini | 2025-09-03 17:27:16
Turikale, Maros - Taman Baca Masyarakat (TBM) Rumakayoe kembali mencatat momen bersejarah dalam miladnya. Menerima kunjungan dua tokoh penting dalam dunia pendidikan tinggi.
Pada hari ini (Selasa, 2 September 2025), TBM Rumakayoe dengan syukur menyambut kedatangan Rektor Universitas LIA, Assoc. Prof. Dr. Siti Yulidhar Harunasari dan Rektor Tanri Abeng University, Prof. Dr. Suyanto. Kunjungan ini menandai langkah strategis dalam upaya kolaborasi antara lembaga pendidikan formal dan nonformal untuk memajukan literasi dan pemberdayaan masyarakat.
Kedatangan para rektor disambut hangat oleh Ketua TBM Rumakayoe, Rahmat Rizal, M.Si., dan Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Maros beserta para relawan dan anggota komunitas. Dalam sambutannya, Bapak Rahmat menyampaikan rasa terima kasihnya atas apresiasi para rektor terhadap inisiatif literasi yang dijalankan TBM Rumakayoe.
"Kehadiran Bapak dan Ibu Rektor hari ini adalah motivasi luar biasa bagi kami. Ini membuktikan bahwa kerja keras kami dalam menyebarkan semangat membaca dan belajar mendapatkan perhatian dari institusi setingkat universitas," ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berlangsung santai namun penuh makna di area gazebo TBM yang asri. Prof. Yulidhar, rektor menyoroti pentingnya peran TBM sebagai garda terdepan dalam menumbuhkan minat baca sejak dini.
"Kurikulum di perguruan tinggi memang fokus pada keilmuan, tetapi pondasi utamanya adalah budaya literasi yang kuat. TBM seperti Rumakayoe inilah yang menanamkan fondasi itu di masyarakat," jelasnya.
Ia juga menyampaikan gagasan untuk melibatkan mahasiswa UL dalam program-program pengabdian masyarakat di TBM. “Sekaligus menjadi ruang-ruang kolaborasi,” kata Prof. Yulidhar.
Senada dengan Assoc. Prof. Dr. Suyanto, Rektor TAU, menekankan bahwa TBM adalah laboratorium sosial yang efektif untuk mengaplikasikan ilmu humaniora. "Mahasiswa kami di TAU banyak belajar tentang sosiologi, psikologi, dan komunikasi. TBM Rumakayoe ini adalah tempat ideal untuk mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memahami dinamika sosial secara nyata," katanya.
Ia mengeksplorasi peluang kerjasama berupa pelatihan keterampilan menulis kreatif dan jurnalistik bagi para relawan dan anggota TBM. “Ini sebuah langkah dalam kaitan mendorong kebersamaan,” kata Prof. Suyanto.
Diskusi interaktif pun terjadi. Para relawan TBM Rumakayoe mengajukan berbagai pertanyaan dan masukan, mulai dari bagaimana cara memperluas jangkauan program hingga strategi penggalangan dana. Para rektor memberikan jawaban yang inspiratif dan praktis, membuka wawasan baru bagi seluruh peserta diskusi.
Akhir acara pertemuan ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara TBM Rumakayoe dan kedua perguruan tinggi tersebut. Penandatanganan ini menjadi simbol komitmen bersama untuk berkolaborasi dalam berbagai kegiatan.
Kerjasama ini meliputi program lietrasi, atau magang bagi mahasiswa UL dan TAU di TBM Rumakayoe. Selain itu, akan diadakan pelatihan dan lokakarya rutin yang dipimpin oleh dosen dan mahasiswa untuk para relawan dan anggota TBM, mencakup topik seperti literasi digital, manajemen organisasi, dan keterampilan menulis.
Kedua pihak juga berkomitmen dalam pengembangan koleksi buku dengan donasi buku-buku relevan dari perpustakaan universitas, serta melakukan riset kolaboratif terkait efektivitas program literasi di masyarakat.
Setelah penandatanganan MoU, Ismail Suardi Wekke mengungkapkan harapannya. "Ini bukan sekadar kertas kerja, tetapi simbol kepercayaan dan komitmen. Kami yakin, dengan sinergi ini, TBM Rumakayoe akan semakin berkembang dan memberikan dampak yang lebih besar bagi pendidikan di masyarakat," pungkasnya.
Kunjungan ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan ramah tamah, meninggalkan kesan mendalam bagi semua pihak yang hadir. Kolaborasi antara TBM Rumakayoe dengan UL dan TAU ini diharapkan menjadi kolaborasi nyata bagaimana pendidikan nonformal dan formal dapat bekerja sama untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berbudaya literasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
