Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hafidz Nur Azizi

Gelombang Demo Mengguncang Indonesia: Dari Tunjangan DPR Hingga Krisis Legitimasi

Politik | 2025-08-31 21:22:53

Jakarta, Agustus 2025 — Indonesia tengah diguncang gelombang demonstrasi terbesar dalam dua dekade terakhir. Aksi yang awalnya digerakkan oleh penolakan terhadap tunjangan besar anggota DPR, berkembang menjadi krisis sosial dan politik dengan korban jiwa serta kerusuhan di berbagai kota.

Pemicu: Tunjangan dan Kematian Tragis

Protes mulai merebak ketika publik mengetahui besarnya fasilitas yang diterima anggota DPR, termasuk tunjangan rumah hingga US$3.000 per bulan. Kekecewaan rakyat semakin memuncak setelah seorang pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan, tewas terlindas kendaraan taktis Brimob saat aksi berlangsung di Jakarta. Insiden itu memicu kemarahan luas dan menjadi simbol ketidakadilan aparat terhadap rakyat kecil.

Dari Aksi Damai ke Kerusuhan Nasional

Sejak insiden tersebut, demonstrasi menjalar ke berbagai kota besar. Di Makassar, kantor DPRD dibakar massa, menyebabkan tiga pegawai negeri sipil tewas. Di Jakarta, massa merangsek ke rumah pejabat, termasuk kediaman Menteri Keuangan yang dilaporkan dijarah. Secara keseluruhan, sedikitnya lima orang meninggal dunia akibat kerusuhan ini.

Respons Pemerintah: Reformasi Setengah Hati?

Tekanan publik akhirnya memaksa DPR membatalkan tunjangan rumah dan biaya perjalanan luar negeri. Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan keras, menyebut sebagian aksi sebagai bentuk “pengkhianatan dan terorisme,” sekaligus memberi instruksi pada aparat untuk menindak tegas.

Namun, bagi banyak kalangan, respons ini dinilai hanya solusi parsial. Pengamat menilai demonstrasi kali ini adalah indikasi krisis legitimasi demokrasi di Indonesia.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Ketidakpastian politik langsung menghantam ekonomi. Nilai tukar rupiah melemah hingga Rp16.499 per dolar AS, sementara indeks saham anjlok tajam. Beberapa perusahaan multinasional mulai menyuarakan kekhawatiran atas iklim investasi yang terguncang.

Sementara itu, media sosial menjadi ruang baru perlawanan. TikTok bahkan menangguhkan fitur live streaming di Indonesia untuk mencegah penyebaran konten provokatif yang memperkeruh situasi.

Gelombang Tekanan Politik

Dampak politik juga mulai terasa di parlemen. Partai-partai menekan anggotanya yang dinilai tidak sejalan dengan aspirasi rakyat. Beberapa legislator bahkan diberhentikan dari fraksi karena dianggap gagal menjaga kepercayaan publik.

Krisis yang Menjadi Simbol Perlawanan

Gelombang demo 2025 ini tampaknya akan tercatat dalam sejarah sebagai momentum besar rakyat Indonesia menuntut keadilan sosial. Dari jalanan, dari puisi mahasiswa, hingga ke layar gawai masyarakat, narasi yang bergema sama:

“Ini bukan sekadar demo. Ini adalah panggilan reformasi baru.”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image