Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tri Sudarwati

Menilik Pelayanan Kesehatan di Turki: Catatan dari Program Residensi MARS UMY

Info Terkini | 2025-08-26 21:40:33
Kunjungan Mahasiswa MARS UMY di Medipol Pendik Hospital Turki (sumber : Foto Tri Sudarwati)

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kualitas hidup Masyarakat di sebuah negara. Sistem kesehatan yang baik tidak hanya bergantung pada ketersediaan sarana prasarana, tetapi juga managemen pelayanan, sumber daya manusia, serta komitmen pemerintah dalam menjamin akses yang merata. Turkiye menjadi salah satu negara yang cukup menarik untuk dikaji, terutama dalam dua dekade terakhir negeri ini mengalami transformasi besar dalam bidang kesehatan melalui program Health Transformation Program (HTP).

Sebagai mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berkesempatan mengikuti program residensi Internasional di Medipol Mega Hospital dan Medipol Pendik Hospital, Istanbul-Turkiye, pengalaman ini membuka wawasan baru mengenai bagaimana negara lain mengelola sistem pelayanan kesehatan. Kunjungan ini memberikan gambaran nyata tentang kualitas layanan kesehatan di Turi, khususnya dalam hal pelayanan intensif.

Gambaran Pelayanan ICU di Rumah Sakit Medipol Turkiye

Salah satu hal yang sangat menonjol adalah kapasitas Intensive Care Unit (ICU) yang sangat memadai. Data yang kami dapatkan menunjukkan rumah sakit ini memiliki total 215 tempat tidur ICU, dengan pembagian sebagai berikut :

· 23 CVC ICU (Cardiovascular Care ICU)

· 120 Neonatal ICU

· 9 Coronary ICU

· 45 General ICU

· 18 Pediatric ICU

Jumlah tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan rumah sakit di Indonesia pada umumnya. Besarnya kapasitas ICU ini menunjukkan komitmen pemerintah Turkiye dalam memastikan pasien kritis mendapatkan pelayanan intensif sesuai kebutuhan.

Selain kapasitas, teknologi yang digunakan juga sangat mutakhir. Setiap ruangan ICU dilengkapi dengan monitor pasien modern, ventilator, hingga sistem central monitoring yang memungkinkan tenaga kesehatan memantau kondisi pasien secara real-time. Hal ini mempermudah deteksi dini perubahan kondisi pasien, sehingga intervensi dapat dilakukan dengan cepat.

Penyerahan Kenang - Kenangan sebagai bukti Menjalin Kerja Sama MARS UMY Dan Medipol Hospital di Tukri (Sumber : Foto Tri Sudarwati)

Belajar Untuk Indonesia

Pengalaman residensi ini memberikan banyak pelajaran berharga. Ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan refleksi bagi sistem kesehatan di Indonesia, antara lain :

1. Kapasitas ICU yang memadai. Di Indonesia, keterbatasan tempat tidur ICU sering menjadi kendala. Turkiye memberi contoh bahwa investasi besar di sektor ICU sangat penting untuk menjawab kebutuhan darurat.

2. Penguatan layanan neonatal. Menarik bahwa Turkiye menaruh perhatian besar pada Neonatal ICU (NICU) dengan 120 kapasitas. Ini mencerminkan prioritas pada kesehatan bayi baru lahir yang menjadi fondasi kesehatan generasi berikutnya.

3. Integrasi teknologi kesehatan. Rekam medis elektronik dan sistem monitoring canggih dapat meminimalkan resiko human error. Hal ini sejalan dengan arah transformasi digital kesehatan yang saat ini juga digencarkan di Indonesia.

4. Sumber daya manusia. Profesionalisme tenaga medis dan perawat di Turkiye menunjukkan bahwa kualitas layanan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh alat, tetapi juga oleh kompetensi SDM yang terus ditingkatkan melalui pelatihan berkesinambungan.

Program residensi International di Medipol Mega Hospital dan Medipol Pendik Hospital, Turkiye memberikan gambaran nyata tentang bagaimana sebuah negara membangun sistem pelayanan kesehatan yang kuat, modern, dan berpihak pada kebutuhan pasien. Indonesia dapat belajar banyak, khususnya dalam hal kapasitas layanan kritis, integrasi teknologi, serta penguatan layanan neonatal.

Membuka Harapan

Kunjungan ini bukan sekedar perjalanan akademik, melainkan pengalaman berharga yang memperluas cakrawala dan meneguhkan semangat untuk terus berkontribusi dalam perbaikan sistem kesehatan di tanah air. Dengan belajar dari praktek terbaik negara lain, kita bisa optimis bahwa pelayanan kesehatan di Indonesia juga akan mampu berkembang menuju standar global.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image