Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bhenu Artha

Kemasan Ramah Lingkungan: Keuntungan dan Kendala Penerapannya

Sinau | 2025-08-25 16:14:41
Eman Darmawan

Perkembangan industri pangan dan nonpangan dalam beberapa dekade terakhir tidak dapat dilepaskan dari peran kemasan sebagai sarana proteksi, distribusi, hingga komunikasi nilai produk kepada konsumen. Namun demikian, dominasi plastik konvensional berbasis bahan bakar fosil menimbulkan persoalan lingkungan serius. Hal ini disampaikan oleh Eman Darmawan, STP, MP yang merupakan Dosen Program Studi Teknologi Pangan (TP) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Widya Mataram (UWM) pada Senin (25/8) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman.

"Selama puluhan tahun, produsen makanan mengandalkan plastik konvensional untuk membungkus produk mereka karena harga yang murah dan kemudahan produksi. Biaya rendah serta fleksibilitas desain membuat plastik menjadi pilihan dominan di industri pangan," tambahnya.

Menurut Eman, perkembangan kesadaran akan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan memicu bergesernya pandangan konsumen terhadap kemasan pangan. "Banyak pembeli kini menuntut produk dengan label “ramah lingkungan” atau “biodegradable”. Tren ini mendorong produsen untuk mengevaluasi ulang rantai pasokan dan material kemasan mereka, karena konsumen semakin melihat tanggung jawab perusahaan sebagai indikator kredibilitas dan keberlanjutan merek," kata Dekan FST UWM ini.

Lebih lanjut, Eman menyampaikan bahwa beberapa varian kemasan bahkan bersifat edible, artinya dapat dimakan sekaligus sebagai pelindung makanan. "Edible packaging umumnya terbuat dari protein susu, agar-agar, atau ekstrak sayuran yang aman dikonsumsi, meski tidak dimakan, kemasan jenis ini tidak akan mencemari lingkungan jika dibuang. Konsumen mendapat nilai tambah berupa pengalaman baru saat menikmati makanan dengan kemasan dapat dimakan," tutupnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image