Motivasi vs Literasi: Apa yang Memicu Minat Investasi Generasi Z?
Gaya Hidup | 2025-08-25 13:41:06
Oleh: Fathiyatul Millah_Mahasiswa Institut Agama Islam SEBI_Prodi Perbankan Syariah
Generasi Z tumbuh di tengah derasnya arus informasi dan kemudahan akses teknologi. Mereka tak hanya akrab dengan media sosial dan tren digital, tetapi juga mulai melirik dunia investasi, baik di pasar modal maupun platform investasi digital. Namun, muncul pertanyaan menarik: faktor apa yang sebenarnya membuat Gen Z tertarik untuk mulai berinvestasi? Apakah pengetahuan dan literasi keuangan menjadi penentu utama, atau justru motivasi pribadi yang lebih memegang kendali?
Dua penelitian di Indonesia memberikan gambaran yang cukup jelas, meski dengan hasil yang berbeda tentang hubungan antara literasi keuangan, motivasi, dan minat investasi generasi muda ini.
Ketika Literasi dan Motivasi Sama-Sama Penting
Penelitian pertama yang dilakukan pada generasi Z di Jakarta selama pandemi Covid-19 menemukan bahwa literasi keuangan dan motivasi investasi sama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berinvestasi, khususnya pada platform investasi digital.
Menurut data penelitian tersebut, literasi keuangan berkontribusi sebesar 32%, sedangkan motivasi memberikan pengaruh sebesar 28% terhadap minat investasi responden. Artinya, pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, jenis instrumen investasi, dan risiko yang menyertainya akan mendorong Gen Z untuk mengambil langkah nyata dalam berinvestasi. Di sisi lain, suatu motivasi, baik yang bersumber dari keinginan mencapai kebebasan finansial, mengikuti tren teman sebaya, maupun dorongan untuk mempersiapkan masa depan serta turut memperkuat niat mereka untuk berinvestasi.
Ketika Motivasi Jadi Penentu Utama
Hasil berbeda muncul dari penelitian kedua yang memfokuskan pada Gen Z di pasar modal. Studi ini menemukan bahwa motivasi berpengaruh signifikan, sementara literasi keuangan tidak menunjukkan pengaruh yang berarti terhadap minat investasi.
Data menunjukkan bahwa motivasi menyumbang 41% pengaruh langsung terhadap minat investasi, jauh lebih besar dibanding variabel literasi keuangan yang hanya berkontribusi 9% dan dinyatakan tidak signifikan secara statistik. Temuan ini mengindikasikan bahwa semangat dan dorongan pribadi kadang lebih kuat daripada tingkat pemahaman finansial. Banyak anak muda yang memutuskan untuk mulai berinvestasi karena faktor-faktor seperti ajakan teman, promosi di media sosial, atau inspirasi dari tokoh publik yang sukses secara finansial, bahkan sebelum mereka benar-benar memahami teori dan strategi investasi yang tepat.
Apa Artinya untuk Gen Z?
Dua temuan ini memberi pelajaran penting:
1. Literasi keuangan tetap penting, karena membantu investor pemula memahami risiko dan mengelola aset dengan bijak.
2. Motivasi adalah pemicu awal yang bisa mendorong seseorang untuk mengambil langkah pertama di dunia investasi.
Bagi Gen Z, mengombinasikan keduanya akan jauh lebih menguntungkan. Motivasi bisa menjadi bahan bakar awal, sementara literasi menjadi kompas yang menjaga arah perjalanan investasi tetap aman dan menguntungkan.
Kesimpulan
Dua penelitian yang dibahas menunjukkan bahwa minat investasi Generasi Z dibentuk oleh kombinasi antara motivasi pribadi dan literasi keuangan, meskipun bobot pengaruhnya berbeda di setiap konteks. Pada satu sisi, literasi keuangan terbukti membantu investor muda memahami risiko, memilih instrumen investasi yang tepat, dan mengelola aset dengan bijak. Di sisi lain, motivasi berperan sebagai pendorong awal yang dapat memicu keberanian untuk memulai, bahkan ketika tingkat literasi belum optimal.
Bagi Generasi Z, mengandalkan salah satu faktor saja tidak cukup. Motivasi tanpa literasi berisiko memunculkan keputusan impulsif yang merugikan, sementara literasi tanpa motivasi bisa membuat peluang investasi terlewatkan. Kombinasi keduanya akan membentuk
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
