Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bhenu Artha

Riset Terapan Dorong Pengembangan Batik Nitik Bantul

Eduaksi | 2025-08-24 17:51:44
Tim periset, bersama dengan perangkat pemerintah Daerah, Ketua Umum Paguyuban Batik Nitik-Bantul, serta peserta FGD (Sumber: Istimewa)

Tim riset Universitas Kristen Maranatha Bandung bersama Harumi Batik menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas pengembangan batik Nitik Bantul di Trimulyo, Jetis, Bantul pada Sabtu (23/8). Riset ini mendapat dukungan pendanaan pemerintah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Tahun Anggaran 2025 melalui skema penelitian terapan, dengan harapan mendorong ekonomi kreatif dan memperluas pasar batik Nitik hingga mancanegara. FGD yang berlangsung di Limasan Sekar Nitikan ini dipimpin oleh Dr. Ariesa Pandanwangi ini menghadirkan narasumber adalah Rusli Hidaya selaku Ketua Umum Paguyuban Batik Nitik, Sri Wulan Prihatin selaku perwakilan dari Bidang Kekayaan Intelektual Kanwil Hukum DIY, dan Abdul Syukur sebagai Pendiri Kelompok Batik Lumbini. Tim riset beranggotakan Dr. Ratnadewi, Agus Prijono, M.T, dan Leonil.

Lurah Trimulyo, Drs. Jauzan, M.A, dalam sambutannya menyampaikan bahwa riset ini telah menetapkan wilayah batik Nitik menjadi lokasi riset menjadi kebanggaan bagi daerahnya. “Kami senang batik Nitik menjadi fokus penelitian. Semoga hasilnya langsung berdampak pada pengrajin dan ekonomi warga,” katanya. Selanjutnya Ariesa menyampaikan bahwa Batik Nitik memiliki nilai sejarah dan potensi ekonomi besar. “Melalui riset ini, kami ingin menghadirkan inovasi yang bisa langsung diimplementasikan oleh para pembatik,” ujarnya.

Sri Wulan Prihatin dalam kesempatan ini menegaskan bahwa indikasi geografis telah membuat batik Nitik naik kelas. “Dengan status ini, batik Nitik menjadi produk premium yang lebih bernilai di pasar,” ungkapnya. Abdul Syukur dalam pemaparannya memberikan masukan kritis terkait pentingnya inovasi desain yang dikaitkan dengan kekhasan wilayah setempat. Rusli Hidayat memaparkan keberhasilan penerapan konsep zero waste. “Pendekatan ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga membuat pembeli luar negeri semakin tertarik,” jelasnya.

FGD ditutup dengan harapan bersama hasil riset bisa diimplementasikan langsung di industri batik Nitik. Para peserta optimistis langkah ini akan menjaga kelestarian batik sekaligus mengangkat perekonomian warga Bantul.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image