Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad muttaqillah Muttaqillah

Panduan Lengkap Kalimat Majemuk Bertingkat untuk Penulis dan Pelajar

Guru Menulis | 2025-08-15 07:35:58

Bahasa Indonesia memiliki beragam struktur kalimat yang membantu penutur menyampaikan pesan secara jelas dan efektif. Salah satu bentuk yang penting adalah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat ini menggabungkan induk kalimat dan anak kalimat yang kedudukannya tidak setara. Anak kalimat berfungsi melengkapi atau menerangkan induk kalimat dan tidak dapat berdiri sendiri.

Ilustrasi Kalimat Majemuka Bertingkat: Ahmad Muttaqillah

Kalimat majemuk bertingkat dibentuk menggunakan konjungsi subordinatif seperti karena, jika, agar, meskipun, dan ketika. Contoh: “Saya tetap berangkat ke sekolah meskipun hujan turun.” Pada kalimat ini, bagian “meskipun hujan turun” adalah anak kalimat yang memberikan informasi pertentangan terhadap induk kalimat.

Secara umum, kalimat majemuk bertingkat dapat dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan hubungan maknanya: sebab-akibat, waktu, tujuan, syarat, dan perlawanan. Memahami kelima jenis ini membantu penutur memilih konjungsi yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan.

Hubungan Sebab-Akibat

Kalimat hubungan sebab-akibat menggunakan konjungsi seperti karena, sebab, lantaran (untuk sebab) dan sehingga, maka, akibatnya (untuk akibat). Contoh: “Dia terlambat bangun sehingga ketinggalan kereta.” Induk kalimat “Dia terlambat bangun” menjelaskan penyebab, sedangkan anak kalimat “sehingga ketinggalan kereta” menunjukkan akibatnya.

“Kami berteduh karena hujan deras.” atau “Akibatnya, jalanan menjadi licin dan macet panjang.” Dalam komunikasi sehari-hari, struktur ini membantu penutur menjelaskan hubungan logis antara peristiwa.

Hubungan Waktu

Konjungsi waktu seperti sebelum, sesudah, ketika, selama, sejak, dan hingga menunjukkan urutan atau durasi peristiwa. Contoh: “Kami pulang setelah hujan reda.” Induk kalimat “Kami pulang” menjelaskan tindakan utama, sedangkan “setelah hujan reda” memberi informasi kapan tindakan itu dilakukan.

“Sebelum matahari terbit, Raka sudah bangun.” atau “Kami menunggu sampai toko buka.” Penggunaan konjungsi waktu membuat kalimat lebih jelas dan runtut dalam menyampaikan peristiwa.

Hubungan Tujuan

Konjungsi tujuan seperti agar, supaya, untuk, biar, dan demi menunjukkan maksud suatu tindakan. Contoh: “Danu belajar keras agar lulus ujian.” Anak kalimat “agar lulus ujian” memberi informasi tujuan dari induk kalimat.

“Kami berbicara pelan-pelan supaya tidak mengganggu yang lain.” atau “Ayah bekerja lembur untuk membiayai sekolah anak-anaknya.” Hubungan tujuan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menjelaskan alasan positif di balik suatu tindakan.

Hubungan Syarat

Kalimat majemuk bertingkat dengan hubungan syarat menggunakan konjungsi seperti jika, kalau, apabila, asal, seandainya, dan andaikan. Contoh: “Jika kamu belajar sungguh-sungguh, kamu akan lulus ujian.” Anak kalimat “Jika kamu belajar sungguh-sungguh” menyatakan syarat yang harus dipenuhi agar induk kalimat terjadi.

“Kamu boleh ikut bermain, asal pekerjaan rumahmu sudah selesai.” atau “Andaikan waktu bisa diulang, aku tidak akan mengulangi kesalahan itu.” Struktur ini berguna untuk membuat pernyataan bersyarat dalam percakapan maupun tulisan.

Hubungan Perlawanan (Pertentangan)

Hubungan perlawanan menggunakan konjungsi seperti meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun, dan kendati. Contoh: “Meskipun hujan deras, mereka tetap latihan sepak bola.” Anak kalimat “meskipun hujan deras” menunjukkan hambatan yang berlawanan dengan tindakan di induk kalimat.

“Walaupun sakit, ibu tetap memasak untuk keluarga.” atau “Sekalipun banyak rintangan, ia tak menyerah.” Konjungsi ini membuat kalimat lebih ekspresif dan menggambarkan kekuatan tekad atau konsistensi dalam situasi sulit.

Pentingnya Menguasai Kalimat Majemuk Bertingkat

Menguasai kalimat majemuk bertingkat sangat bermanfaat untuk komunikasi efektif. Dalam penulisan, struktur ini membantu membangun alur yang padu dan argumentasi yang jelas. Dalam berbicara, penggunaannya membuat pesan lebih meyakinkan dan kaya makna.

Kesimpulan

Kalimat majemuk bertingkat memperkaya ekspresi bahasa Indonesia melalui berbagai hubungan makna yang dihubungkan oleh konjungsi subordinatif. Dengan memahami jenis-jenisnya dan berlatih membuat kalimat, penutur dapat menyampaikan ide secara lebih variatif, logis, dan indah. Bahasa yang terstruktur dengan baik bukan hanya memperjelas pesan, tetapi juga mencerminkan kecerdasan penggunanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image