Apa Kabar Mahasiswa?
Politik | 2025-08-13 03:23:15
Di banyak kampus, kehidupan mahasiswa terlihat normal: kuliah pagi, nongkrong siang, tugas menumpuk, dan agenda organisasi yang padat. Namun, di balik rutinitas itu, ada satu pertanyaan yang jarang diucapkan namun terus mengendap di kepala: apa kabar mahasiswa sebagai agen perubahan?
Beberapa dekade lalu, nama mahasiswa identik dengan idealisme. Mereka hadir di garis depan demonstrasi, memimpin diskusi kritis, dan menjadi motor perubahan di tengah masyarakat. Dari perlawanan kolonial hingga reformasi, sejarah mencatat peran mahasiswa bukan hanya sebagai pelajar, tapi sebagai penjaga nurani bangsa.
Kini, suasananya berbeda. Mahasiswa tetap ada, tapi gaungnya tidak selalu terdengar. Isu-isu besar seperti krisis lingkungan, kebebasan berekspresi, atau ketimpangan ekonomi sering tenggelam di antara obrolan ringan dan tren media sosial. Bukan berarti semua mahasiswa diam, tapi ruang untuk bersuara seolah semakin menyempit.
Sebagian memilih fokus pada studi dan karier masa depan, sebagian lagi sibuk beradaptasi dengan dunia yang serba cepat. Ada yang benar-benar ingin bersuara, namun terbentur birokrasi kampus atau tekanan eksternal. Di sisi lain, tak sedikit yang merasa perjuangan tak lagi relevan, karena perubahan dianggap terlalu lambat atau bahkan mustahil.
Namun, fakta tetaplah fakta: setiap kali mahasiswa bersatu dan bersuara, perubahan selalu punya peluang. Mungkin tidak langsung, tapi percikan itu akan terus menggerakkan air yang diam. Masalahnya, percikan itu kini mulai jarang terlihat.
Gerakan mahasiswa tidak harus selalu dalam bentuk aksi jalanan. Di era ini, perlawanan bisa hadir lewat penelitian yang kritis, tulisan yang membongkar fakta, atau inovasi yang menyentuh masyarakat. Namun, semangatnya harus tetap sama: berpihak pada kebenaran dan keberanian.
Pertanyaan “Apa kabar mahasiswa?” bukan sekadar sapaan, melainkan pengingat. Bahwa gelar mahasiswa bukan hanya identitas akademik, tapi amanah sejarah. Amanah untuk melihat lebih jauh dari layar ponsel, untuk bertanya meski tak ada yang mau menjawab, dan untuk berdiri meski sendirian.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
