One Piece, Cermin Pahit Keadilan yang Hilang di Negeri Kapitalis
Agama | 2025-08-09 18:35:17
Menjelang perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, muncul kontroversi yang mengejutkan publik: maraknya pengibaran bendera bajak laut dari anime One Piece. Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, bahkan menuding gerakan ini sebagai "upaya memecah belah bangsa" berdasarkan masukan dari lembaga intelijen. Namun, di balik tuduhan provokasi yang gencar, ada satu pertanyaan besar yang menggelayut di benak banyak orang: apa sesungguhnya arti di balik bendera tengkorak yang tersenyum itu? https://www.metrotvnews.com/read/b1oCVGn5-apa-arti-bendera-one-piece-yang-viral-jelang-hut-ke-80-ri
Munculnya seruan untuk mengibarkan bendera One Piece saat HUT RI ke-80 dapat dipahami sebagai cara unik masyarakat dalam menyuarakan aspirasi mereka. Simbol ini menjadi populer karena dianggap mewakili perasaan banyak orang yang mendambakan keadilan dan kesetaraan. Aksi ini menunjukkan bahwa semangat patriotisme tetap membara, namun diiringi dengan harapan besar agar bangsa ini dapat mengatasi berbagai tantangan dan mewujudkan kemerdekaan yang sejati bagi seluruh rakyatnya.
Ternyata, bendera yang dikenal sebagai Jolly Roger versi One Piece ini adalah simbol dari "Bajak Laut Topi Jerami" pimpinan Monkey D. Luffy. Uniknya, berbeda dari simbol bajak laut tradisional yang identik dengan kekerasan, logo bergambar tengkorak yang mengenakan topi jerami ini justru melambangkan semangat kebebasan, petualangan, dan solidaritas. Para karakternya digambarkan sebagai pejuang keadilan yang menentang tirani dan membela kaum tertindas. Oleh karena itu, bagi banyak penggemarnya, bendera ini bukan sekadar lambang fiksi, melainkan sebuah ekspresi kreatif dan inspiratif yang mencerminkan harapan akan keadilan dan persatuan di tengah tantangan yang ada. https://www.metrotvnews.com/read/b1oCVGn5-apa-arti-bendera-one-piece-yang-viral-jelang-hut-ke-80-ri
Akar permasalahan di negeri ini sesungguhnya bersemayam dalam sistem kapitalisme. Sistem ini, yang dianut secara luas, telah melahirkan jurang kesenjangan sosial yang amat dalam dan sulit dijembatani. Kebijakan-kebijakan yang seharusnya menyejahterakan rakyat, justru kerap kali berpihak pada segelintir elite, sehingga masyarakat terus tercekik oleh ketidakadilan struktural.
Kondisi ini, ironisnya, memiliki kemiripan dengan cerita fiksi One Piece, di mana sistem dunia digambarkan penuh dengan korupsi dan penindasan. Di sana, segelintir penguasa menikmati kekuasaan dan kemewahan, sementara rakyat jelata terus hidup dalam penderitaan dan penindasan.
Umat harus segera disadarkan bahwa problem mendasar yang dihadapi adalah penerapan sistem buatan manusia, bukan dari Allah. Hanya dengan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh (kaffah), umat dapat benar-benar terbebas dari jeratan bahaya sistem kapitalisme. Islam hadir bukan sekadar sebagai ajaran spiritual, melainkan sebagai sebuah sistem kehidupan paripurna yang memuliakan umat Islam menjadi khairu ummah—umat terbaik—yang teguh dalam menegakkan keadilan dan menolak setiap bentuk penindasan.
Islam diturunkan bukan sekadar ajaran spiritual, tetapi sebagai sistem hidup yang menjadikan umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik) yang menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan.
Kesadaran rakyat yang mulai muncul harus diarahkan kepada perjuangan hakiki: mengubah sistem kapitalisme menuju penerapan sistem Islam di bawah naungan Khilafah. Ini bukanlah perlawanan yang sekadar simbolik, melainkan gerakan terarah dan terukur yang diwujudkan melalui dakwah dan perubahan sistem secara fundamental.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
