Kelaparan Sistemik Cara Baru Genosida Gaza, Umat Harus Terus Suarakan Solusi Hakiki
Agama | 2025-08-05 13:15:56Oleh : Umi Nurmawati
Kebiadaban Zionis Yahudi makin meningkat, bahkan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, seolah mereka bukan manusia, membiarkan krisis kelaparan yang sangat mengerikan. Bahkan nampak kelaparan sebagai cara genosida baru. Gaza, dengan 2 juta jiwa yang terjebak dalam blokade, merasakan kelaparan hebat. Sejak gencatan senjata enam pekan gagal diperpanjang dan Israel memberlakukan blokade penuh pada 2 Maret 2025, truk bantuan hanya diperbolehkan masuk dalam jumlah yang nyaris simbolik. Menjadikan kelaparan sebagai alat genosida adalah cara yang sangat keji.
Tidak ada upaya yang sengaja disengaja untuk membuat Gaza kelaparan dan tidak ada kelaparan di Gaza. Kami telah membuka akses bagi bantuan kemanusiaan selama perang berlangsung.Kalau tidak, tidak akan ada lagi warga Gaza." Itulah kata-kata Netanyahu dalam sebuah konferensi pers di Yerusalem yang disiarkan oleh Daystar TV ( 27-7-2025) dan dilaporkan oleh kantor berita AP. Rupanya ia ingin membantah semua tudingan bahwa kelaparan yang terjadi di Gaza adalah bagian dari skenario genosida.Padahal apa yang dilakukan makin nyata. Tudingan ini tentu bukan tanpa bukti. Makin banyak kasus muslim Gaza, terkhusus dari kalangan anak-anak yang menderita mal nutrisi dan diantaranya mati kelaparan. BBC menyebut , 900.000 anakdi Gaza menderita kelaparan dan 70.000 diantara mereka mengalami mal nutrisi. Itu belum termasuk orang dewasa.
Konferensi Tingkat Tinggi(KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 28-29 Juli 2025 lali soal Gaza hanya mampu bermain aman. Deklarasi New York yang dihasilkan hanya menyerukan dukungan penuh terhadap solusi dua negara dan mendesak negara 'ilegal' Israel untuk menyatakan komitmennya atas berdirinya negara Palestina yang merdeka.Dalam KTT itu tentu terdapat para pemimpin muslim yang seagama dengan warga Gaza. Mereka berpura-pura buta dan tuli. Masing-masing hanya sibuk menyelamatkan diri dan kekuasaannya dari kemarahan Amerika. Mereka berlindung dibalik narasi menjaga hubungan antar negara dan hukum- hukum internasional.Mereka benar-benar lupa bahwa setiap nyawa yang hilang dan darah yang menetes dari umat tidak berdosa di Gaza, kelak di akhirat harus dibayar tunai dengan penyesalan. Sejatinya, masyarakat dunia sudah memiliki kesadaran global menyangkut Gaza dan Palestina.Hal itu nampak dari berbagai aksi massa yang terus masif diberbagai negara termasuk aksi match to Gaza yang fenomenal.Begitu pun aksi boikot, bantuan dana dan logistik terus berlangsung hingga sekarang.
Kekejaman Zionis tak mempan hanya dengan retorika, dan bantuan kemanusiaan. Apalagi zionis senantiasa dibela AS dan veto AS. Mandulnya PBB makin nyata. Pemimpin muslim sudah mati rasa, abai pada seruan Allah dan RasulNya. Umat Islam telah termakan propaganda Barat sehingga menjadi lemah. Sejatinya itu hanya ilusi, yang ditanamkan oleh para penguasa yang berkhianat, hingga pasukan umat, para ulama, dan rakyatnya pun menyerah. Padahal umat memiliki kekuataan luar biasa yang bersumber dari akidah yang kokoh. Sejarah panjang telah membuktikan bahwa umat islam memiliki kekuatan besar yang mampu menjadikan Khilafah sebagai negara adidaya. Masalah Gaza- Palestina adalah masalah politik yang berkaitan dengan konstelasi politik global. Persoalannya adalah tentang perampasan tanah milik umat Islam oleh entitas zionis dibawah dukungan dan skenario negara-negara adidaya, khususnya imperialis kapitalis Inggris dan AS.Urusan Gaza- Palestina bagi umat Islam bukanlah sekedar urusan kemanusiaan, namun urusan keimanan dan hukum Syara' karena berkaitan dengan perintah dan larangan.Rasulullah bersabda , " Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri" ( HR Bukhori dan Muslim)
Situasi hari ini harus digunakan sebagai sarana untuk menyadarkan umat akan solusi hakiki untuk Palestina, yaitu jihad dan tegaknya Khilafah. Penyadaran harus terus dilakukan dan makin ditingkatkan seiring dengan bukti nyata kejahatan Zionis.
Jamaah dakwah ideologis harus terus memimpin umat untuk mengembalikana kemuliaan yang akan terwujud ketika khilafah tegak kembali. Kebangkitan pemikiran Umat harus diwujudkan sehingga akan terus berjuang mengikuti thariqah dakwah Rasulullah saw.
Para pengemban dakwah harus meningkatkan ketrampilan dalam berinteraksi dengan umat, dengan cara menggugah perasaan dan pikiran, meningkatkan keyakinan dan istiqamah jalan dakwah yang ditempuh Rasulullah. Selain itu terus mendekatkan diri pada Allah sembari melayakkan diri menjadi hamba Allah yang layak mendapat pertolongan Allah. Waallohu alam bishowab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
