Bermanfaat dan Dimanfaatkan: Belajar Bijak Percaya pada Orang Lain
Nasihat | 2025-07-31 12:58:37
Percaya pada orang lain itu penting supaya merasa aman, tapi bukan berarti kita harus membiarkan diri kita dimanfaatkan. Ada perbedaan besar antara menjadi bermanfaat bagi orang dan dimanfaatkan demi kepentingan mereka.
Kita hidup berdampingan dengan orang lain, saling membutuhkan, saling membantu. Namun, tak semua orang datang dengan niat baik. Ada yang tulus menerima kebaikan kita, tapi ada juga yang sengaja memanfaatkan kelembutan hati demi keuntungan pribadi.
Sering kali, kita baru sadar setelah merasa lelah, kecewa, atau bahkan dirugikan. Menjadi orang yang bermanfaat itu mulia, namun menjaga diri agar tidak dimanfaatkan juga sama pentingnya.
Mengapa Kita Mudah Percaya
Sifat baik hati dan rasa ingin membantu sering membuat kita mudah memberikan kepercayaan. Kita berharap perlakuan yang sama akan kembali pada kita. Namun, tidak semua orang memiliki hati yang sama. Kebanyakan orang justru melihat kebaikan sebagai celah untuk mengambil keuntungan.
Tanda-Tanda Sedang Dimanfaatkan
Ada beberapa ciri yang bisa kita perhatikan:
1. Orang tersebut hanya mendekat saat butuh bantuan, tapi menghilang saat kita kesulitan.
2. Permintaan yang berulang tanpa adanya niat untuk berusaha dulu atau berterima kasih.
3. Menggunakan hubungan hanya untuk kepentingan pribadi tanpa memperhatikan perasaan kita.
Menyadari tanda-tanda ini membantu kita menempatkan batasan sehat dalam hubungan.
Jadi Bermanfaat, Bukan Jadi Korban
Menjadi bermanfaat tidak berarti selalu berkata “iya” pada setiap permintaan. Justru, membantu orang dengan cara yang benar tanpa merugikan diri sendiri adalah bentuk kebaikan yang bijak.
Kita bisa:
1. Memberi dengan niat tulus, bukan karena terpaksa atau takut hubungan rusak.
2. Belajar berkata “tidak” ketika permintaan tersebut terlihat merugikan atau tidak sehat.
3. Menjaga keseimbangan, agar kebaikan yang kita lakukan benar-benar membantu, bukan membuat orang bergantung selamanya.
Percaya dan membantu orang lain adalah hal yang baik, tapi jangan sampai berubah menjadi kebiasaan dimanfaatkan. Kebaikan yang bijak adalah kebaikan yang memberikan manfaat tanpa merugikan diri sendiri. Dengan batasan yang sehat, kita tetap bisa menebar kebaikan sekaligus menjaga harga diri dan ketenangan hati.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
