Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nining Poejiati

IDL 2025: Ketika Guru tak Lagi Sendirian Menghadapi Dunia Digital

Teknologi | 2025-07-28 13:21:02

Hari ini, menjadi guru bukan pekerjaan yang mudah. Di tengah kurikulum yang terus berubah, anak-anak yang makin melek teknologi, dan harapan masyarakat yang semakin tinggi, guru dihadapkan pada satu tuntutan besar: bertransformasi. Namun transformasi bukan hal yang instan. Ia butuh ruang belajar. Ia butuh dukungan. Ia butuh jembatan yang menghubungkan niat baik dengan alat yang tepat.

Dan inilah yang coba dijawab oleh Indonesia Digital Learning (IDL) 2025). Diselenggarakan oleh Telkom Regional II, IDL tahun ini mengangkat tema yang begitu relevan: “Guru Jabar Jago Digital.” Sebuah ajakan bagi para pendidik untuk tak hanya bertahan di tengah arus digitalisasi, tapi juga berani melangkah maju.

Ketika Dunia Bergerak Cepat, Guru Perlu Dipeluk Teknologi

IDL 2025 bukan sekadar pelatihan. Ia adalah bentuk pengakuan bahwa guru tak seharusnya ditinggalkan dalam ketergesaan zaman. Di Cirebon, 100 guru dari wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) berkumpul. Mereka belajar tentang Digital Deep Learning, Creative Teaching, dan cara memanfaatkan teknologi serta AI dalam pembelajaran.

Pelatihan ini jadi pengingat, bahwa teknologi di ruang kelas bukan untuk menggantikan guru. Tapi justru untuk memperkuat peran mereka, agar lebih efektif, lebih inklusif, dan lebih siap membentuk generasi masa depan.

IDL 2025 juga menjadi contoh baik kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan industri. Hadirnya Bupati Cirebon, Kadisdik Provinsi Jawa Barat, dan Kadisdik Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa semua pihak memahami urgensi transformasi ini. Apalagi Telkom juga menghadirkan kesempatan bagi para guru untuk mendapatkan sertifikasi BNSP bertema teknologi digital. Sebuah langkah nyata agar kompetensi mereka tidak hanya bertambah, tapi juga diakui secara profesional.

Sebuah Harapan untuk Sekolah yang Lebih Siap Hadapi Masa Depan

Kondisi pendidikan saat ini memang masih penuh tantangan. Ketimpangan digital masih terjadi. Banyak guru yang ingin belajar, tapi akses dan dukungannya belum merata.

IDL 2025 bukan solusi final, tapi ini adalah langkah awal yang penting. Karena ketika guru diberi ruang untuk belajar, maka murid pun akan lebih punya ruang untuk tumbuh. Ketika guru diperlengkapi, maka sekolah akan lebih siap menghadapi masa depan. Dan ketika guru tak lagi berjalan sendirian, maka pendidikan Indonesia akan sampai lebih jauh.

IDL 2025 adalah pengingat, bahwa untuk mendidik satu generasi, kita butuh lebih dari sekadar semangat. Kita butuh teknologi yang adil, pelatihan yang merata, dan sistem yang mendukung mereka yang paling berjasa: para guru.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image