Suara Anak Marginal Jakarta dan Peran Komunitas Sahabat Anak Cijantung
Pendidikan dan Literasi | 2025-07-23 21:25:55Hari Anak Nasional 23 Juli 2025 Setiap tanggal 23 Juli ialah hari peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Momentum Hari Anak adalah wujud perayaan terhadap perjuangan hak-hak anak Indonesia. Momentum ini menjadi pengingat bahwa setiap anak memiliki harapan, diberi perlindungan, dan jaminan masa depan.
Banyak anggapan orang mengatakan Jakarta adalah suatu kota yang megah, makmur, dan modern. Mungkin iya, tapi tidak seluruhnya. Di Jakarta masih ditemukan permasalahan sosial yang cukup kompleks penyelesaiannya. Masalah itu antara lain jurang ketimpangan, kemiskinan di pinggiran kota, pengangguran, dan kaum marjinal masih ditemukan di wilayah ini. Itu artinya Jakarta selain sebagai pusat kota yang maju perkembangan tapi masih ditemukan realitas masalah sosial yang perlu diselesaikan bersama-sama.
Salah satu realitas yang kami bahas yaitu kaum marginal yang tidak boleh diabaikan. Anak-anak marginal umumnya memiliki kriteria tinggal di pinggiran kota, kelompok dengan status ekonomi rendah, anak pasar, ataupun anak kolong jembatan. Mereka hidup dengan tuntutan mimpi yang sangat dasar yaitu hak untuk bersekolah dan memiliki penghidupan yang layak.
Sebagai relawan di Komunitas Sahabat Anak Cijantung yang berlokasi di Kampung Tengah, saya menyaksikan langsung wajah-wajah yang haus dengan pendidikan tapi tidak memiliki kesempatan atau akses yang terbatas. Ini bukan berarti mereka tidak peduli untuk bersekolah tetapi kondisi memaksa mereka mengutamakan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kadangkala anak marginal hidup dalam keterasingan, jarang diperhatikan, dan terstigma negatif.
Momentum Hari Anak bukan sebatas perayaan tetapi perenungan bagi mereka yang tertinggal, setelah itu kita perlu melakukan upaya terbaik kita untuk mengurangi masalah yang terjadi. Pendidikan adalah hak asasi manusia yang wajib dipenuhi dan membentuk kepribadian seseorang menjadi manusia yang utuh sebagaimana yang disampaikan dahulu oleh Ki Hadjar Dewantara.
Komunitas Sahabat Anak Cijantung adalah contoh pendidikan non formal dengan sistem Bimbingan Belajar (Bimbel) yang inklusif. Komunitas ini adalah bukti keberpihakan anak muda, remaja, mahasiswa, bahkan orang tua untuk memberikan pelayanan terbaik bagi anak anak agar terpenuhinya kebutuhan dasar anak.
Komunitas Sahabat Anak Cijantung memulai aktivitasnya setiap hari, PAUD-TK setiap hari Senin-Jumat dan terdapat pengajar tetap, sementara setiap hari minggu untuk jenjang PAUD-TK, SD, SMP, dan SMA dengan pengajar dari relawan (pengajar tidak tetap). Saya hadir menyaksikan dan terlibat sebagai pengajar pada hari minggunya, dalam satu hari itu jumlah anak yang hadir bisa mencapai 60-100 anak. Mereka yang hadir tampak antusias dengan materi terus ada juga menonton film bersama, dan kelas menggambar dan mewarnai agar pembelajaran tidak monoton.
Kita lihat dari sudut pandang adik binaan. Dhika adalah salah satu adik binaan komunitas. Ia belajar di SACI sejak pertengahan 2022 atau hampir 3 tahun lamannya. Ia berangkat ke SACI dengan harapan mendapatkan ilmu pengetahuan untuk mencapai masa depan yang lebih baik, menurutnya cita cita sebagai pengusaha yang sukses agar dapat membahagiakan kedua orang tuanya.
Kemudian kalau dilihat dari sudut pandang pengurus, ka Bimo adalah Ketua Umum Komunitas Sahabat Anak Cijantung (SACI). Ia pengurus sekaligus pengajar. Menurutnya, ia pernah merasakan berkunjung ke Pasar Induk untuk menjemput atau memulangkan kembali adik binaan. Kunjungan itu terjadi beberapa kali ketika ia turut mengajarkan adik binaan CALISTUNG (Baca Tulis Berhitung) yang merupakan momen terbaiknya.
Selain itu, ka Aris adalah pengurus bagian Manajemen Volunteer, ia mengatakan anak adalah aset terbesar bangsa, kunci masa depan, dan sumber harapan yang tak terbatas. Oleh karena itu, memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar, bermain, berkembang, dan bersuara adalah tanggung jawab bersama. Ia juga menganggap kemiskinan seringkali menjadi paling rentan (menghambat) anak memperoleh haknya.
Bagi Ka Aris Sahabat Anak bukan hanya mereka yang memberikan bantuan materi, melainkan juga menjadi suara bagi yang tidak bersuara. Memberikan pendampingan emosional, memastikan akses pendidikan, serta melindungi mereka dari eksploitasi dan kekerasan.
Peran ini adalah wujud dari empati dan kepedulian sosial, menciptakan jaring pengaman yang krusial bagi anak yang membutuhkan. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa karena dilakukan secara tulus dan tidak dibayar yang membantu membuka pintu kesempatan dan memberikan harapan di tengah keterbatasan.
Untuk kamu yang penasaran dengan komunitas Sahabat Anak, kamu bisa berkunjung di salah satu cabang komunitas terdekat rumahmu. Sahabat Anak Cijantung berlokasi di Kampung Tengah, Jakarta Timur. Kegiatan komunitas terbuka terhadap umum setiap senin-jumat atau setiap minggu, jadi kamu bisa pilih waktunya dan mari berperan bersama memajukan kota Jakarta dan pendidikan Indonesia!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
