Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eko

Ruwatan Cijurey: Tradisi yang Menjaga Akar di Tengah Pembangunan

Rubrik | 2025-07-14 20:42:12
Warga Desa Cijurey berkumpul dan berdo'a bersama dalam acara ruwatan. Dok : Eko/Republika
Bupati Majalengka, Eman Suherman saat diwawancarai di lokasi ruwatan. Dok : Eko / Republika


Majalengka – Di tengah riuh modernisasi yang kian melaju di jantung Kabupaten Majalengka, sebuah desa kecil bernama Cijurey justru menyodorkan pemandangan yang berbeda: warga bersatu dalam balutan tradisi, menabur doa, dan menyusun harapan lewat ritual ruwatan.

Senin, 14 Juli 2025, ribuan warga Desa Cijurey, Kecamatan Panyingkiran, tumpah ruah di lapangan desa. Mereka menggelar ruwatan syukuran hasil bumi, sebuah tradisi tahunan yang diwariskan secara turun-temurun, sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah dan harapan keberkahan pada musim tanam berikutnya.

Yang istimewa, acara ini bukan sekadar pesta lokal. Ia menjelma menjadi wajah kebudayaan yang menggeliat di tengah pembangunan, bahkan mulai dilirik sebagai model wisata budaya unggulan oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka.

“Cijurey ini dekat dengan kota, tapi nilai-nilai tradisinya tetap hidup. Ini bisa jadi wajah baru pariwisata budaya Majalengka ke depan,” kata Bupati Majalengka, Eman Suherman, yang hadir langsung di lokasi.

Swadaya Masyarakat, Spirit Gotong Royong

Bukan pemerintah yang membiayai acara ini. Anggaran sebesar Rp230 juta terkumpul sepenuhnya dari partisipasi masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk menggelar rangkaian kegiatan seperti karnaval antar blok, makan bersama seluruh warga, hingga pertunjukan wayang golek sebagai penutup.

Tak hanya menampilkan atraksi budaya, panggung utama acara dihias hasil bumi lokal: padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan disusun apik sebagai simbol kemakmuran dan syukur. Warga tak sekadar menonton—mereka terlibat sebagai pelaku, produsen sekaligus penjaga makna.

“Tradisi ini bukan sekadar warisan. Ia menjadi titik temu antara kebudayaan, kebersamaan, dan potensi ekonomi warga,” ujar Kepala Desa Cijurey, Yusuf Faisal Ghifar.

Dari Tradisi Menuju Pariwisata

Menyadari daya tarik budaya yang hidup di desa-desa, Pemkab Majalengka berencana memasukkan tradisi ruwatan Cijurey dalam kalender wisata budaya tahunan. Kebijakan ini diharapkan menjadi jalan bagi desa-desa lain yang memiliki kekayaan tradisi untuk tampil di panggung publik.

“Kami sedang merancang kalender besar agar desa-desa dengan tradisi kuat bisa dipromosikan secara berkelanjutan,” kata Eman.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemkab juga akan membangun akses infrastruktur berupa jalan sepanjang 400 meter menuju Desa Cijurey, tahun ini.

Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Tak sekadar melestarikan budaya, ruwatan juga membuka ruang tumbuh bagi sektor ekonomi kreatif. Kuliner lokal, kerajinan tangan, hingga pentas seni tradisional mendapat panggungnya. Komunitas desa perlahan tumbuh menjadi pelaku ekonomi berbasis budaya, tanpa kehilangan akar tradisinya.

Di tengah hingar-bingar pembangunan kota, Desa Cijurey menjadi permata yang tersembunyi—menyodorkan makna tentang bagaimana budaya lokal bisa hidup berdampingan dengan modernitas, bahkan menjadi pijakan bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image