Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Admin Eviyanti

Dalam Sistem Rusak, Kesejahteraan Guru Hanya Mimpi

Politik | 2025-07-14 09:33:57

Oleh Suherti

Aktivis Dakwah

Dunia pendidikan di Indonesia selalu diwarnai dengan berbagai persoalan yang tak kunjung usai, mulai dari perundungan peserta didik, sampai persoalan para guru itu sendiri. Yang mana guru berfungsi sebagai salah satu faktor penentu kualitas generasi suatu bangsa. Guru sangat menentukan maju atau mundurnya kejayaan peradaban suatu bangsa.

Guru sebagai pendidik pertama dan utama generasi saat ini mengalami kekecewaan yang mendalam akibat kebijakan pemerintah yang dinilai kurang peduli terhadap nasib para guru.

Baru-baru ini ribuan guru di Provinsi Banten merasa kecewa akibat Alokasi Tunjangan Tugas Tambahan (TUTA) bagi para guru dalam APBN murni 2025 dicoret atau tidak masuk, yang mengakibatkan pemerintah Provinsi Banten selama enam bulan terakhir belum membayarkan gaji kepada ribuan guru. Sehingga para guru merasakan kecewa. Bagaimana tidak, di tengah minimnya gaji yang diterima, tunjangan tugas tambahan diibaratkan angin segar yang selalu dinantikan kehadirannya, untuk menyambung keuangan keluarga yang seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga yang semakin hari semakin melambung harganya. TANGGERANG.COM.ID)

Kejadian seperti ini ribuan guru mengeluh karena hak nya terampas, dan tidak terpenuhi, kesusahan dalam memenuhi gizi kelurga karena minimnya gaji yang diterima sudah menjadi pemandangan yang umum dan wajar terjadi di tiap daerah, karena ternyata semua itu adalah buah penerapan Sistem Kapitalis yang diemban oleh negara kita, sebab sistem ini mengagungkan Azas Sekulerisme nya yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga profesi guru hanya dianggap sebagai alat pelengkap pendidikan, sehingga kesejahteraan kehidupan para pengajarnya tidak prioritaskan, ditambah lagi dengan kurikulum yang dipakai adalah kurikulum pendidikan Kapitalis yg tiap ganti menteri pendidikan maka berganti pula kurikulum yang diterapkan, dan penguasa hanya menjadi regulator sehingga sudah merasa cukup dengan memberikan gaji ala kadarnya kepada para guru tanpa mempedulikan kesejahteraan keluarga mereka.

Semua itu jika kita bandingkan dengan masa kepemimpinan pada saat yang di terapkan adalah Ideologi Islam yang memimpin dunia maka kita akan tercengang dengan jumlah gaji yang di terima para guru pada masa kejayaan Islam, terutama di Daulah Abbasiyah, gaji guru sangat fantastis, bahkan mencapai miliaran rupiah per tahun jika dikonversikan ke nilai sekarang, karena penghargaan tinggi terhadap ilmu pengetahuan.

Seperti jika kita melihat sejarah pada saat kejayaan Islam yang di pimpin oleh

Khalifah Umar bin Khattab

Memberikan gaji 15 dinar per bulan kepada guru, yang setara dengan puluhan juta rupiah jika dikonversikan ke nilai sekarang.

Daulah Abbasiyah

Gaji guru bisa mencapai 2.000 dinar per tahun untuk guru umum, dan 4.000 dinar per tahun untuk guru spesialis hadits dan fiqih, yang sangat besar jika dibandingkan dengan gaji guru saat ini.

Khalifah Al-Watsiq

Memberikan gaji khusus kepada ulama, seperti Al-Jari, yang awalnya 100 dinar, kemudian dinaikkan menjadi 500 dinar per bulan.

Perbandingan gaji guru pada masa lalu dan sekarang menunjukkan perbedaan yang signifikan. Di masa lalu, terutama pada masa kejayaan Islam, guru dihargai sangat tinggi dan diberi gaji yang sangat besar. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya peran guru dalam peradaban pada masa itu. Di sisi lain, gaji guru di masa kini, terutama di Indonesia, masih perlu ditingkatkan agar sepadan dengan beban kerja dan tanggung jawab mereka, serta untuk menghargai peran penting mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Demikian indah segala sesuatunya jika semuanya di atur dengan aturan Islam sebab dalam Islam pendidikannya berbasis Aqidah sehingga segala sesuatunya bersandarkan pada hukum syarah, seorang guru dalam Islam adalah sosok yang istimewa atas jasanya lahir generasi emas penerus peradaban yang akan memimpin dunia, guru diibaratkan cahaya penerang dalam kegelapan, penebar ilmu sebab dalam Islam menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim laki-laki dan perempuan sehingga kedudukan guru sangat mulia, sehingga sudah sepatutnya kita semua merindukan penerapanya.

Wallahua'lam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image