Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image PAULINA LOISE FAKDAWER

Rantau, Reaksi, dan Realita: Cerita Mahasiswa Teknik Kimia di Bandung

Pendidikan dan Literasi | 2025-07-11 14:38:54

Hidup sebagai anak rantau memang tidak pernah mudah. Apalagi ketika harus menjalani perkuliahan di jurusan Teknik Kimia, jurusan yang katanya penuh tekanan dan tugas tiada henti. Tapi di balik semua itu, ada banyak cerita dan pelajaran yang nggak bisa aku dapatkan di tempat lain.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Bandung, semuanya terasa asing. Kota ini indah, tapi tetap saja bikin canggung. Aku datang dari kampung halaman yang jauh, meninggalkan keluarga dan kenyamanan demi mengejar cita-cita. Tidak ada lagi suara ibu yang membangunkan, tidak ada masakan rumah yang selalu bikin kangen. Yang ada sekarang hanya jadwal kuliah padat, laporan praktikum yang banyak, dan berbagai tantangan akademik yang datang silih berganti.

Teknik Kimia memang bukan jurusan yang bisa dianggap enteng. Hampir setiap minggu ada saja praktikum yang harus diselesaikan, belum lagi laporan yang harus disusun rapi dan benar. Tapi dari situlah aku belajar banyak tentang disiplin, tanggung jawab, dan pentingnya manajemen waktu. Jujur kadang capek, kadang mau nyerah, tapi nggak tau kenapa selalu ada dorongan untuk tetap bertahan.

Yang paling menyenangkan, aku nggak sendirian. Banyak teman-teman ku yang berasal dari Bandung. Mereka selalu membantu dan selalu menyemangatiku. Dari yang awalnya cuma teman sekelas, lama-lama jadi teman seperjuangan, bahkan seperti keluarga sendiri. Suasana jadi lebih ringan saat kita bisa tertawa bareng meski tugas menumpuk.

Hidup sebagai anak rantau di jurusan Teknik Kimia mengajarkanku lebih dari sekadar ilmu. Aku belajar tentang ketekunan, sabar dalam proses, dan kuat menghadapi tekanan. Ternyata, reaksi yang paling penting bukan cuma yang terjadi di lab, tapi juga yang terjadi dalam diri sendiri, bagaimana cara kita merespon kehidupan ini.

Bandung dengan segala tantangannya, perlahan jadi tempatku bertumbuh. Di sinilah aku belajar jadi versi diriku yang lebih tangguh. Masih banyak jalan yang harus ditempuh, tapi aku percaya, semua proses ini akan berbuah hasil yang sepadan suatu hari nanti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image