Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nazwa Azizah

Dari Anak Santren Nakal Jadi Lebih Baik: Perjalananku Mencari Jati Diri

Curhat | 2025-07-10 23:54:01

Mungkin nggak banyak yang tahu, aku ini dulu lulusan pondok pesantren. Tapi yang mereka tahu, aku ini dikenal sebagai anak yang nakal banget di pondok. Saking nakalnya, hampir tiap dua minggu sekali aku kabur. Bukan sehari dua hari, tapi sampai tiga, empat hari aku hilang tanpa kabar.
Di pondok, aku punya geng. Bertiga. Dan kami terkenal karena kenakalannya, bukan prestasinya. Padahal kalau kalian tahu, aku dulu bukan kayak gitu. Waktu masih kelas 1 SMA, aku anak baik-baik. Rajin sekolah, rajin ngaji. Sampai-sampai aku pernah juara harapan 1 lomba Syahril Quran tingkat Kabupaten Tangerang. Itu salah satu hal yang bikin aku bangga sama diri sendiri.
Tapi waktu masuk kelas 2 SMA, semuanya mulai berubah. Aku ngerasa capek jadi anak baik yang nurut terus sama aturan. Kayak ada yang kosong dalam hati aku. Aku mulai bertanya-tanya, "Apa bener ini jalan yang aku mau?" Sayangnya, bukannya cari jawaban yang bener, aku malah masuk ke lingkungan yang salah. Temenan sama orang-orang yang salah, akhirnya aku jadi pribadi yang salah juga.
Kenakalan aku bikin aku sering dihukum, dimarahin, bahkan hampir di-DO. Tapi anehnya, walaupun nakal, banyak juga orang baik yang masih peduli sama aku. Cuma ya waktu itu aku buta, nggak bisa lihat siapa yang tulus sama aku. Aku cuma lihat teman-teman geng aku aja.
Titik baliknya baru aku rasain pas lulus pondok dan mulai kuliah. Aku sadar, hidup tuh nggak selamanya kayak di pondok. Di luar sana, kita yang harus pilih sendiri temen yang baik. Karena kalau kita gampang kebawa arus, kita yang rugi sendiri. Dan ternyata, pelajaran-pelajaran pondok yang dulu aku cuekin, justru itu yang paling berharga buat ngadepin hidup sekarang.
Sekarang aku sadar, nakal itu nggak keren. Yang keren itu bisa jadi diri sendiri tanpa harus nyakitin diri sendiri dan orang lain. Yang keren itu tetap belajar walaupun susah. Yang keren itu cari lingkungan yang bantu kita jadi lebih baik.
Ini perjalanan hidup aku. Nggak sempurna, tapi semoga bisa jadi pelajaran buat yang lagi ngerasa tersesat kayak aku dulu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image