Jarang Nongkrong, Tapi Dikenal Banyak Orang: Cerita Anak Rumahan yang Aktif di Organisasi
Curhat | 2025-07-10 18:20:35Banyak orang mengira jadi anak rumahan bikin kita jauh dari lingkungan. Tapi siapa bilang anak rumahan itu gak bisa punya banyak koneksi dan dikenal orang banyak?
Aku termasuk tipe anak yang gak sering nongkrong atau main bareng teman-teman sekitar rumah. Bukan karena gak mau sosialisasi, tapi karena aku lebih memilih waktu di rumah dimanfaatkan buat hal-hal produktif. Tapi lucunya, sekalinya aku main di RT sebelah, mereka langsung kenal aku. Lho, kok bisa?
Rahasianya satu: organisasi.Aku ikut Karang Taruna di tingkat RT dan RW. Dari situ aku mulai banyak dikenal warga, terutama anak-anak muda. Bahkan, beberapa dari mereka ternyata dulu pernah satu sekolah sama aku pas MTs. Waktu itu aku juga aktif jadi OSIS divisi keamanan, dan pengalaman itu makin bikin aku ngerti pentingnya organisasi buat membentuk karakter.
Lewat organisasi, aku gak cuma belajar soal kerja sama dan tanggung jawab, tapi juga bikin urusan jadi lebih gampang. Misalnya, kalau aku butuh tanda tangan dari Pak RW, tinggal chat aja. Atau kalau ke kelurahan, mereka udah kenal aku sebagai "anak Karang Taruna RW 5." Ini nilai plus yang gak bisa dibeli.
Aktivitasku gak berhenti di situ. Aku juga ikut kegiatan hadroh di salah satu pondok pesantren dekat rumah. Pondok itu lumayan terkenal dan punya banat (santri putri)-nya sendiri. Aku sempat bergabung dan tampil bareng mereka. Dari situ, makin luas lagi relasiku. Kenalan baru, pengalaman baru, dan tentunya rasa percaya diri yang makin tumbuh.
Dari semua itu aku sadar satu hal:Organisasi bukan cuma tempat kumpul-kumpul. Tapi tempat kita tumbuh, belajar, dan dikenali.Gak perlu jadi anak yang sering keluar rumah buat jadi bagian dari lingkungan. Cukup aktif dan punya niat baik, maka lingkungan akan mengenalmu sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
