Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syaikhul Alim

Ketika Luka Tak Terlihat, Self-Healing Menjadi Obatnya

Edukasi | 2025-07-10 16:29:04
Sumber: Dokumen pribadi/Poto sendiri

Mengenal Diri, Langkah Awal Pemulihan

Self-healing bukan tentang melupakan luka, melainkan memahami bahwa luka itu bagian dari perjalanan. Proses ini dimulai dari keberanian untuk berhenti sejenak dan mendengarkan apa yang sebenarnya kita rasakan. Terkadang, kita terlalu sibuk mengejar banyak hal hingga lupa merawat diri sendiri.

Mengenal emosi, menerima ketidaksempurnaan, dan jujur pada diri sendiri adalah bentuk penghormatan terhadap perasaan. Mungkin terdengar sederhana, namun langkah ini seringkali menjadi tantangan terbesar.

Memilih Untuk Tidak Menyalahkan

Salah satu kesalahan umum saat terluka adalah menyalahkan keadaan atau orang lain. Padahal, proses penyembuhan tak akan pernah benar-benar dimulai jika energi kita habis untuk menyimpan amarah atau dendam. Memaafkan bukan berarti melupakan, tapi memberi ruang bagi diri untuk melangkah maju tanpa beban masa lalu yang membelenggu.

Self-healing mengajarkan bahwa kendali bukan pada apa yang terjadi, tapi bagaimana kita meresponsnya. Dan dalam banyak kasus, itu berarti memilih untuk tenang, walau tidak selalu bisa menang.

Membangun Kembali Diri, Pelan Tapi Pasti

Penyembuhan bukan perlombaan. Setiap orang punya waktunya masing-masing. Ada yang bisa bangkit dalam hitungan minggu, ada juga yang butuh bertahun-tahun. Tidak apa-apa. Yang penting adalah terus melangkah, meskipun lambat.

Meluangkan waktu untuk hal-hal yang menenangkan, seperti menulis, berjalan di alam, berbincang dengan orang terdekat, atau bahkan sekadar duduk diam tanpa distraksi, bisa menjadi bentuk perawatan diri yang sederhana namun bermakna.

Kita Tidak Sendiri

Terakhir, penting untuk diingat: meskipun luka terasa sangat pribadi, manusia pada dasarnya saling terhubung dalam rasa sakit dan harapan. Kadang, membuka diri dan mencari bantuan bukan tanda kelemahan, melainkan keberanian untuk sembuh.

Self-healing bukan jalan sunyi yang harus dilalui sendiri. Terkadang, hadirnya seseorang yang mau mendengarkan tanpa menghakimi bisa menjadi bagian penting dari proses pulih itu sendiri.

Saat luka tak terlihat, bukan berarti ia tidak nyata. Dan saat kita memilih untuk memulihkan diri, itulah bentuk keberanian yang paling jujur. Tidak perlu terburu-buru menjadi “baik-baik saja.” Cukup terus bergerak, sekecil apa pun langkahnya. Karena dalam proses pulih, kita sedang belajar menjadi manusia yang lebih kuat bukan tanpa luka, tapi justru karena pernah terluka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image