Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putra Dermawan

Dekat Sekolah, Tak Diterima: Warga Geruduk SMAN 10 Tangsel Tuntut Keadilan PPDB

Tangsel | 2025-07-07 23:47:01
Foto: @tangsel.life

Tangsel, 4 Juli 2025 — Puluhan warga Sawah Baru, Tangerang Selatan, menggelar aksi protes di depan SMA Negeri 10 Tangsel, Jumat (4/7), untuk menolak hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 jalur domisili. Mereka menilai proses seleksi tidak adil karena banyak anak yang tinggal sangat dekat dengan sekolah tidak diterima.


Aksi dimulai sejak pagi hari, dengan warga menutup gerbang sekolah menggunakan bambu dan ban bekas sebagai bentuk protes. Mereka membawa poster bertuliskan “Zonasi Tak Adil”, “Kami Tetangga Sekolah, Bukan Pengunjung”, serta “PPDB Jangan Zolimi Anak Kami”.


“Jarak rumah anak-anak kami hanya 20 sampai 50 meter dari sekolah. Tapi satu pun tidak lolos jalur domisili. Ini sungguh tidak masuk akal,” ujar Syaiful, Ketua RW 07 Kelurahan Sawah Baru.


Warga menyebut sebanyak 23 anak dari RW 07 dan RW 08 yang mendaftar ke SMAN 10 melalui jalur domisili, namun semuanya gagal diterima. Padahal, mereka telah melengkapi syarat sesuai ketentuan dan memiliki nilai akademik yang mencukupi.


Menurut Syaiful, perubahan aturan teknis pada saat pendaftaran juga menjadi salah satu penyebab kebingungan warga. Informasi perubahan sistem seleksi diumumkan mendadak menjelang penutupan PPDB, membuat banyak orang tua tidak sempat menyesuaikan dokumen.


“Kami tidak diberi waktu yang cukup. Perubahan teknis disampaikan tanggal 29, sementara penutupan pendaftaran tanggal 30. Sangat tidak adil,” tegasnya.


Akibat aksi penutupan gerbang, aktivitas sekolah terganggu. Guru dan siswa terpaksa masuk melalui akses belakang. Arus lalu lintas di sekitar lokasi juga sempat tersendat selama kurang lebih satu jam.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi. Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan juga belum merespons tuntutan warga, meski protes serupa sudah terjadi di beberapa SMA negeri lain di wilayah Tangsel.


Warga RW 07 dan RW 08 menyatakan aksi ini bukan upaya untuk mendapatkan keistimewaan, tetapi bentuk desakan agar sistem zonasi dijalankan secara konsisten dan transparan.


“Kami tidak meminta jalur khusus. Kami hanya ingin hak anak-anak yang tinggal dekat sekolah diakui. Kalau zonasi tidak berpihak ke warga sekitar, untuk siapa sistem ini dibuat?” tutup Syaiful.

Putra Dermawan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image