Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shofi Jamilatun Niswah

Kuy Ngaji Karena Rindu Itu Butuh Tempat Pulang

Agama | 2025-07-07 00:11:32
dokumen hasil sendiri

Tangerang Selatan – Di tengah kesibukan yang tiada henti di dunia ini, Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) muncul sebagai tempat yang memberikan ketenangan. Melalui program rutin yang dinamakan “Kuy Ngaji”, masjid ini mengundang masyarakat, khususnya kalangan muda, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat kegiatan belajar yang sederhana namun menyentuh jiwa.

Kegiatan Kuy Ngaji diadakan setiap malam setelah salat Isya, mempersembahkan berbagai ustadz dan habib, serta membahas tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu diskusi yang menarik perhatian mengangkat judul “Kau di Sana, Aku di Sebelahmu”, yang dipandu oleh Ustadz Ahmad Homsani, Lc.

Dalam ceramahnya, Ustadz Ahmad mengajak para jamaah untuk secara jujur dan reflektif menilai hubungan mereka dengan Tuhan. “Apakah posisi kita di hadapan Allah dekat atau jauh? Tanyakan pada diri sendiri: ‘Bagaimana cara kamu mengetahui posisimu di hadapan Allah? ’” katanya. Ia kemudian menambahkan, “Perhatikan kesibukanmu. Jika kamu menghabiskan waktu untuk kebaikan dan taat kepada Allah, itu berarti kamu dekat dengan-Nya. Namun, jika kamu sibuk melakukan maksiat, berarti kamu menjauh dari-Nya. ”

Suasana malam itu terasa khusyuk dan mengharukan. Jamaah dari berbagai latar belakang mendengarkan dengan penuh perhatian. Banyak di antara mereka tenggelam dalam pikirannya sebuah momen yang mungkin tidak sering ditemukan di tengah keterikatan rutinitas sehari-hari. Kuy Ngaji menjadi bentuk dakwah yang ramah. Tidak kaku dan tidak menghakimi, malah berfungsi sebagai ruang untuk berdialog tentang hal-hal mendalam. Program ini dikelola oleh Remaja Islam MRBJ (Remisya), yang secara aktif merancang topik-topik menarik dan menghadirkan pembicara yang mudah dipahami.

Salah seorang jamaah perempuan, Esti (22 tahun), menyatakan bahwa ia merasa nyaman mengikuti kajian ini. “Biasanya, saat mendengarkan kajian, saya merasa berat dan terlalu formal. Tapi Kuy Ngaji berbeda. Bahasannya sangat relevan dengan kehidupan kita. Cara penyampaiannya enak, dan membuat saya berpikir lebih dalam tentang hubungan saya dengan Allah,” katanya setelah selesai kajian.

Dengan diadakannya secara rutin setiap malam, Kuy Ngaji menunjukkan bahwa masjid dapat menjadi tempat kembali yang hangat bagi kaum muda tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk memperbaiki diri, merenungkan kehidupan, dan menemukan kembali ketenangan batin yang mungkin telah lama hilang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image