Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image adzkia haifa

Literasi Digital: Tantangan Nyata di Balik Derasnya Arus Informasi

Teknologi | 2025-07-06 09:14:45

Kemajuan teknologi informasi yang kian pesat, ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, dunia digital menyuguhkan akses informasi yang tak terbatas. Namun di sisi lain, ia menyimpan tantangan besar yang tidak bisa dianggap remeh: rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat.

Hingga hari ini, masih banyak individu yang menganggap literasi digital sekadar kemampuan mengoperasikan gawai. Padahal, esensi literasi digital jauh lebih kompleks ia mencakup kemampuan berpikir kritis terhadap informasi, menyaring kebenaran di antara banjir hoaks, dan memahami etika bermedia sosial.

Berdasarkan laporan UNESCO, salah satu indikator rendahnya literasi digital dapat dilihat dari tingginya tingkat penyebaran berita palsu (hoaks), khususnya di media sosial. Indonesia, sayangnya, masih menjadi ladang subur bagi persebaran disinformasi. Banyak pengguna hanya membaca judul, lalu langsung membagikan konten tanpa menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu.

Faktor pendidikan, akses literatur, dan kebiasaan membaca turut memengaruhi. Di banyak daerah, budaya membaca belum mengakar kuat. Ditambah lagi, tidak semua lembaga pendidikan menekankan pentingnya keterampilan memilah informasi digital secara kritis dan etis. Akibatnya, masyarakat mudah terbawa arus opini yang tidak berdasar.

Pemerintah memang telah berupaya mengampanyekan literasi digital melalui program Siberkreasi dan pelatihan daring. Namun, pendekatan top-down saja tidak cukup. Perlu adanya kolaborasi antara lembaga pendidikan, komunitas lokal, hingga keluarga dalam menanamkan nilai-nilai literasi digital sejak dini.

Kita tak bisa terus-menerus menyalahkan teknologi. Teknologi hanyalah alat; manusialah yang menentukan arahnya. Maka pertanyaannya, apakah kita akan terus menjadi korban dari banjir informasi, atau justru menjadi navigator yang bijak dalam era digital ini?

Meningkatkan literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga membangun kesadaran kritis, empati, dan tanggung jawab sosial dalam menggunakan teknologi. Ketika setiap individu mampu memilah informasi dan bertindak bijak di ruang digital, barulah kita bisa meraih kemajuan yang sesungguhnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image