Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tita Rahayu Sulaeman

Tahun Baru Islam: Titik Peralihan Menuju Perubahan Hakiki

Agama | 2025-07-04 20:57:39
sumber gambar : republika

Oleh: Marjani Sabrina

Tahun Baru Islam kembali menyapa, namun wajah umat Islam masih diselimuti duka. Genosida di Palestina belum berhenti. Otoritas kesehatan Gaza menyampaikan, jumlah korban tewas Palestina di Jalur Gaza meningkat menjadi 56.412 orang, dengan 133.054 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 (28/6). Sementara itu para penguasa negeri-negeri muslim justru berpaling dan berkhianat. Menurut laporan Israel Hayom, diantara poin-poin kesepakatan terkait gencatan senjata di Gaza adalah Abraham Accords akan diperluas: Suriah, Arab Saudi, dan negara-negara Arab dan Muslim akan mengakui Israel dan menjalin hubungan diplomatik (news.republika.co.id, 27/6/2025).

Inilah saatnya umat merenung, bahwa pergantian tahun bukan sekadar peristiwa seremonial, tetapi momentum penting untuk melakukan introspeksi mendalam. Hijrah bukan sekadar peristiwa sejarah yang layak dikenang, melainkan titik awal bangkitnya peradaban Islam yang agung. Ketika umat bersatu di bawah naungan kepemimpinan Islam, mereka hidup dalam kesejahteraan dan keadilan. Keberadaannya membawa rahmat ke seluruh penjuru dunia. Sudah saatnya umat mengambil pelajaran dari sejarah untuk menatap masa depan dengan visi perubahan yang hakiki.

Tidakkah umat merindukan kemuliaan dari Allah, ketika predikat umat terbaik disandangkan pada kaum muslimin? Sayang, hari ini predikat tersebut seakan hanya menjadi slogan tanpa bukti nyata. Ketertinggalan, kehinaan, dan penjajahan justru menjadi kenyataan pahit yang terus membayangi umat Islam. Semua ini harus menyadarkan kita, bahwa keterpurukan umat adalah akibat dari jauhnya mereka dari aturan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (TQS. Thaha: 124).

Tidak ada jalan keluar dari kondisi ini selain dengan kembali kepada Islam secara kaffah (menyeluruh). Hanya dengan menerapkan seluruh ajaran Islam dalam kehidupan, umat dapat meraih kembali kemuliaan yang hilang. Dan itu hanya bisa terwujud dengan penerapan dalam sebuah institusi negara yang oleh para ulama disebut dengan Khilafah. Khilafah adalah sebagai institusi politik yang menjalankan syariat Islam secara menyeluruh dan melindungi umat dari segala bentuk kedzaliman.

Perlu dipahami, bahwa perubahan besar tidak akan lahir dari keluhan dan harapan kosong. Akan tetapi ia lahir dari gerakan menyeru kepada Islam secara istiqamah dan terorganisir. Dibutuhkan kelompok dakwah yang tulus dan konsisten dalam membina umat, menyadarkan jati dirinya sebagai muslim, dan membimbing mereka untuk terlibat dalam perjuangan mewujudkan kehidupan Islam. Inilah jalan hijrah masa kini—hijrah menuju kebangkitan dan kemuliaan hakiki.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image