Sistem Ekonomi Pancasila dalam Perspektif Ekonomi Islam
Lainnnya | 2025-07-02 16:37:32Indonesia sebagai negara yang berlandaskan Pancasila memiliki sistem ekonomi yang khas, dikenal sebagai sistem ekonomi Pancasila. Sistem ini dirancang untuk menolak dominasi kapitalisme yang individualistik dan sosialisme yang terlalu menekan kepemilikan pribadi. Sebaliknya, ia menekankan pada prinsip keadilan, kebersamaan, dan keseimbangan antara hak individu dan kepentingan sosial.
Menariknya, nilai-nilai dalam sistem ekonomi Pancasila ternyata memiliki banyak kesamaan dengan dasar-dasar ekonomi Islam. Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin mengatur aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk dalam urusan ekonomi. Tujuan utamanya bukan sekadar keuntungan, tetapi kesejahteraan dan keberkahan bagi semua pihak.
Dalam ekonomi Islam, keadilan merupakan prinsip utama. Al-Qur’an menekankan pentingnya distribusi kekayaan secara merata dan mencegah penumpukan harta hanya di kalangan orang-orang kaya (QS. Al-Hasyr: 7). Prinsip ini juga tercermin dalam sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka, baik Pancasila maupun Islam sama-sama menolak kesenjangan yang tajam dan eksploitasi dalam ekonomi.
Selain itu, semangat gotong royong dalam Pancasila sangat sejalan dengan nilai ta’awun dalam Islam, yaitu saling tolong-menolong dalam kebaikan. Sistem ekonomi Islam mengedepankan kerja sama, transparansi, dan tanggung jawab sosial—baik melalui zakat, infak, maupun bentuk kemitraan bisnis seperti musyarakah dan mudharabah. Hal ini mendukung terciptanya perekonomian yang tidak hanya kompetitif, tapi juga kolaboratif dan manusiawi.
Dalam pandangan Islam, negara juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan pasar. Negara tidak boleh membiarkan pasar berjalan bebas tanpa arah, apalagi jika mengakibatkan praktik riba, monopoli, penipuan, atau penimbunan barang. Hal ini sejalan dengan semangat ekonomi Pancasila yang menempatkan negara sebagai pengatur utama demi tercapainya keadilan sosial dan kesejahteraan umum.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa sistem ekonomi Pancasila dan ekonomi Islam saling mendukung dan memperkuat. Keduanya mendorong terciptanya sistem ekonomi yang beretika, adil, dan berpihak pada kemaslahatan umat. Dalam konteks Indonesia, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam praktik ekonomi Pancasila bukan hanya mungkin, tapi juga sangat relevan untuk mewujudkan cita-cita ekonomi yang lebih bermoral dan berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
