Kimia Itu Ilmu Seru: Bisa Belajar di Dapur, Rumah, dan Sekolah
Eduaksi | 2025-06-27 08:38:21
Saat pertama kali mendengar kata kimia, yang terlintas di kepalaku adalah: rumus, angka, reaksi, dan PR yang bikin stres. Jujur aja, kimia dulu terasa seperti ilmu dari planet lain—penuh simbol, angka mol, dan istilah yang susah dihafal. Rasanya kayak pelajaran buat calon ilmuwan NASA, bukan untuk anak SMA yang suka nonton drama Korea dan bantu ibu masak di dapur.
Tapi ternyata, setelah aku coba pelan-pelan, aku sadar kalau kimia nggak seseram itu. Bahkan, sebenarnya kimia itu dekat banget sama kehidupan kita. Mulai dari dapur rumah, kamar mandi, sampai kantin sekolah—semuanya nggak lepas dari proses kimia. Yang kita perlukan cuma satu: coba dulu. Mulai dari hal kecil. Ternyata kimia bisa jadi menyenangkan, mudah dipahami, dan—percaya deh—ada gunanya banget dalam kehidupan sehari-hari.
Bantu Ibu di Dapur = Praktik Kimia Seru
Aku mulai suka kimia justru dari tempat paling sederhana: dapur. Setiap kali bantu ibu bikin sarapan, ternyata aku sedang menyaksikan reaksi kimia secara langsung. Misalnya, waktu goreng telur, putih telurnya yang awalnya bening jadi putih padat—itu proses denaturasi protein. Atau saat bikin roti bakar dan roti jadi cokelat keemasan di pinggirnya—itu namanya reaksi Maillard, yaitu reaksi antara gula dan protein karena panas.
Lucunya, semua itu dulu cuma kelihatan sebagai “perubahan biasa.” Tapi setelah belajar kimia, aku jadi tahu nama ilmiahnya, dan merasa seperti detektif ilmu. Sekarang, bantu ibu masak bukan cuma tugas, tapi jadi kegiatan eksperimen kecil yang seru.
Bikin Sendiri Sabun Cuci dan Masker Alami? Bisa Banget!
Salah satu kegiatan favoritku adalah eksperimen kecil-kecilan di rumah. Nggak butuh alat lab canggih. Cukup bahan-bahan yang ada di rumah, seperti baking soda, cuka, minyak kelapa, sabun batang, atau lemon.
Pernah, aku bikin sabun cuci tangan alami dari sabun batang, air hangat, dan minyak esensial. Wanginya enak, lembut di tangan, dan bikin bangga karena buatan sendiri. Lain waktu, aku coba bikin masker wajah alami dari madu dan lemon. Ini bukan cuma perawatan kulit, tapi juga belajar tentang asam alami dan bagaimana pH memengaruhi kulit kita.
Bahkan waktu bantu adik bikin slime dari tepung kanji dan sabun cair, itu juga praktik kimia, lho! Kita belajar tentang viskositas dan campuran koloid. Dan yang paling penting, semuanya murah, mudah, dan menyenangkan.
Kimia Seru di Sekolah? Bisa Kalau Diseriusin
Kadang-kadang, belajar kimia di kelas terasa berat karena materinya terasa terlalu “melayang.” Tapi menurutku, ini bisa diubah. Guru dan sekolah bisa bantu bikin kimia jadi lebih hidup. Misalnya dengan:
• Praktikum sederhana seperti reaksi cuka dan baking soda untuk membuat “gunung meletus mini”
• Indikator alami dari kol merah untuk mengukur pH air sabun atau air jeruk
• Simulasi air keras dengan larutan asam dan logam (tentu dengan pengawasan guru)
Praktikum kayak gini nggak butuh alat mahal, cukup gelas plastik, sendok, dan bahan dapur. Tapi efeknya? Luar biasa. Kita jadi lebih ngerti konsepnya, dan belajar kimia terasa nyata, bukan cuma di kertas.
Lingkungan Sekitar Itu Laboratorium Mini
Di luar rumah dan sekolah, lingkungan juga bisa jadi tempat belajar kimia. Misalnya, waktu musim hujan dan ada bau khas dari tanah, itu disebabkan oleh senyawa geosmin yang dilepas oleh mikroorganisme saat terkena air. Atau saat kita lihat bunga berubah warna tergantung jenis tanahnya—itu karena perubahan kadar pH.
Waktu aku ikut kegiatan daur ulang di sekolah, aku juga baru tahu bahwa jenis plastik dibedakan berdasarkan kode kimianya, seperti PET, HDPE, atau PVC. Jadi sekarang kalau lihat botol plastik, aku bukan cuma lihat tempat minum, tapi juga lihat jenis polimer yang bisa didaur ulang.
Jangan Takut, Jangan Menjauh
Buat teman-teman seumuran aku, yang mungkin ngerasa kimia itu pelajaran paling “anti-sosial” karena rumit dan banyak teori—aku paham banget. Tapi coba deh pikir lagi. Kalau kita mau mulai dari hal sederhana, ternyata kimia bisa dipelajari dengan cara yang ringan dan aplikatif. Nggak harus pintar matematika dulu, yang penting ada rasa ingin tahu dan kemauan untuk mencoba.
Kimia itu seperti teman baru. Awalnya asing, tapi kalau sudah kenal, ternyata seru dan bermanfaat banget. Ilmu ini bisa membantu kita memahami makanan, produk rumah tangga, kebersihan, dan bahkan menjaga lingkungan.
Peran Guru dan Orang Tua Itu Kunci
Aku bersyukur banget punya guru kimia yang sabar, dan orang tua yang mendukung kegiatan belajar di luar jam sekolah. Pernah suatu hari aku bikin eksperimen kecil, dapur jadi agak berantakan, tapi ibu malah ikut tertawa dan bantu beresin. Itu membuatku semangat belajar lagi.
Buat para guru dan orang tua: kalau bisa, bantu anak-anak untuk melihat kimia bukan sebagai pelajaran yang harus ditakuti, tapi sebagai alat untuk memahami dunia. Cukup beri ruang dan dukungan, karena dari hal-hal kecil itulah semangat belajar tumbuh.
Penutup: Kimia Itu Ilmu Kehidupan
Belajar kimia nggak selalu harus dari laboratorium besar atau buku tebal. Bisa dimulai dari dapur rumah, kantin sekolah, atau kegiatan sehari-hari yang tampak sederhana. Yang penting bukan seberapa rumit eksperimennya, tapi bagaimana kita bisa mengaitkannya dengan kehidupan nyata.
Dengan mencoba, menyenangi, dan menggunakannya dalam praktik hidup, kita akan lebih mudah memahami dan mengaplikasikan kimia. Kimia jadi bukan sekadar teori di buku, tapi jadi sahabat dalam keseharian.
Yuk, jangan takut sama kimia. Mulai dari yang sederhana, dan rasakan serunya belajar ilmu yang dekat dengan hidup kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
