Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Darju Prasetya

Jangan Biarkan Gaza Terabaikan

Politik | 2025-06-27 07:31:58

Opini
Jangan Biarkan Gaza TerabaikanOleh: Darju Prasetya
Ketika dunia tengah was-was dengan eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel, ada satu hal yang tidak boleh luput dari perhatian kita: nasib rakyat Gaza yang masih terus menderita di bawah gempuran dan blokade Israel. Seperti yang diingatkan oleh Dr. Agnès Callamard dari Amnesty International, kita tidak boleh membiarkan Israel menggunakan situasi ini untuk mengalihkan perhatian dunia dari genosida yang masih berlangsung di Gaza.

Selama lebih dari enam bulan, Gaza telah menjadi saksi bisu kekejaman yang tak terbayangkan. Ribuan nyawa melayang, infrastruktur hancur lebur, dan jutaan warga sipil terperangkap dalam situasi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan. Rumah sakit lumpuh, pasokan air bersih terbatas, dan bantuan kemanusiaan tersendat akibat blokade yang diberlakukan Israel. Yang lebih menyedihkan, dunia seolah mulai terbiasa dengan penderitaan rakyat Gaza.

Eskalasi konflik antara Iran dan Israel saat ini berpotensi menciptakan "kabut perang" yang bisa mengaburkan tragedi kemanusiaan di Gaza. Media internasional yang tadinya memberikan perhatian besar pada krisis Gaza kini mulai mengalihkan sorotan pada ketegangan baru ini. Padahal, situasi di Gaza tidak kunjung membaik. Bahkan, ada indikasi bahwa Israel memanfaatkan momentum ini untuk semakin mengintensifkan serangannya di Gaza dengan harapan berkurangnya pengawasan internasional.

Kita harus ingat bahwa setiap hari yang berlalu dengan minimnya perhatian dunia terhadap Gaza adalah hari dimana nyawa-nyawa tak berdosa terus melayang. Anak-anak kehilangan masa depan mereka, ibu-ibu kehilangan harapan untuk memberikan kehidupan yang layak bagi putra-putrinya, dan para lansia terpaksa menghabiskan sisa hidup mereka dalam ketakutan dan keputusasaan.

Komunitas internasional harus mampu menangani kedua krisis ini secara bersamaan. Ketegangan Iran-Israel memang mengkhawatirkan dan berpotensi memicu konflik regional yang lebih luas, namun hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan krisis kemanusiaan di Gaza yang telah berlangsung berbulan-bulan. Diperlukan tekanan diplomatik yang konsisten terhadap Israel untuk menghentikan serangan membabi buta terhadap warga sipil dan membuka akses bantuan kemanusiaan secara penuh.

Dalam situasi yang semakin memburuk ini, kehadiran pasukan penjaga perdamaian PBB (UN Peacekeeping Forces) menjadi sangat krusial untuk memastikan bantuan kemanusiaan dapat tersalurkan dengan aman dan efektif ke Gaza. Pasukan perdamaian PBB dengan mandat yang jelas dapat berperan sebagai pelindung koridor kemanusiaan, memastikan konvoi bantuan dapat mencapai warga sipil yang membutuhkan tanpa hambatan atau ancaman keamanan.

Pengalaman PBB dalam berbagai misi kemanusiaan di zona konflik menunjukkan bahwa kehadiran pasukan perdamaian dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas distribusi bantuan dan memberikan perlindungan kepada petugas kemanusiaan. Di Gaza, pasukan PBB dapat membantu mengamankan titik-titik distribusi bantuan, rumah sakit lapangan, dan fasilitas pengungsian, sekaligus memantau kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional.

Lebih dari itu, pasukan PBB dapat membantu memfasilitasi evakuasi medis bagi pasien kritis, mengawal tim medis dalam memberikan pertolongan darurat, dan memastikan keamanan infrastruktur vital seperti instalasi air bersih dan pembangkit listrik. Kehadiran mereka juga dapat membantu mencegah penyalahgunaan bantuan dan memastikan distribusi yang adil kepada seluruh lapisan masyarakat Gaza.

Masyarakat internasional harus mendorong Dewan Keamanan PBB untuk segera mengeluarkan resolusi yang memberikan mandat kuat bagi pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza. Setiap hari penundaan berarti lebih banyak nyawa yang terancam akibat kelaparan, penyakit, dan kurangnya akses terhadap perawatan medis dasar."

PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan internasional harus tetap mempertahankan fokus mereka pada Gaza. Bantuan kemanusiaan harus terus mengalir, investigasi atas dugaan kejahatan perang harus dilanjutkan, dan upaya-upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata permanen harus diintensifkan. Masyarakat sipil global juga harus tetap menyuarakan kepedulian mereka terhadap nasib rakyat Gaza melalui berbagai platform yang ada.

Yang tidak kalah penting adalah peran media dalam menjaga isu Gaza tetap mendapat perhatian publik. Jurnalis dan outlet berita harus mampu memberikan liputan yang berimbang, tidak hanya terfokus pada eskalasi baru antara Iran dan Israel, tetapi juga terus melaporkan perkembangan situasi di Gaza. Cerita-cerita kemanusiaan dari Gaza harus tetap dinarasikan untuk mengingatkan dunia akan tragedi yang masih berlangsung.

Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk tidak membiarkan Gaza terlupakan. Setiap tweet, setiap postingan media sosial, setiap diskusi publik tentang Gaza membantu menjaga isu ini tetap hidup dalam kesadaran global. Donasi dan bantuan kemanusiaan harus terus digalang, dan tekanan terhadap pemimpin dunia untuk mengambil tindakan nyata harus terus ditingkatkan.

Pada akhirnya, sejarah akan mencatat bagaimana dunia merespons tragedi kemanusiaan di Gaza. Akankah kita membiarkan perhatian kita teralihkan dan membiarkan rakyat Gaza tenggelam dalam penderitaan yang berkepanjangan? Atau akankah kita membuktikan bahwa kemanusiaan kita lebih kuat dari politik dan kepentingan-kepentingan sempit? Jawabannya ada di tangan kita semua.

Mari kita pastikan bahwa suara Gaza tidak dibungkam oleh dentuman meriam baru di kawasan ini. Biarkan kepedulian kita terhadap nasib rakyat Gaza tetap menyala, sekecil apapun api itu. Karena setiap nyawa yang terselamatkan, setiap anak yang masih bisa tersenyum, dan setiap harapan yang masih bisa diperjuangkan di Gaza adalah bukti bahwa kemanusiaan kita masih ada.

*Darju Prasetya, Pemerhati Masalah Timur Tengah dan Penulis Opini lepas Alumnus UNS Solo. E-mail: prasetya58098@gmail.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image