Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dirga Satria Pratama

Sering Lemas Setelah Makan Manis? Hati-Hati, Mungkin Ini Penyebabnya!

Gaya Hidup | 2025-06-25 11:15:58
Sumber Gambar: (pixabay,com)

Pernahkan kamu merasakan kondisi dimana tubuh tiba-tiba terasa lemas, mengantuk, bahkan sulit berkonsentrasi dan hal ini terjadi saat kamu sudah makan? Jika iya kamu mungkin mengalami suatu fenomena yang disebut ”sugar crash” atau dalam kondisi medis disebut hipoglikemia rekatif. Tetapi, anda tidak sendirian, banyak orang yang mengalami hal tersebut! Kita perlu memahami lebih lanjut mengenai sugar crash agar bisa mengatasi efek yang diberikan, karena bisa mengganggu aktivitas kita sehari-hari.

Apa itu “Sugar Crash”?

Saat kamu memakan makanan yang banyak mengandung gula, gula akan dengan cepat masuk ke aliran darahmu, menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan. Tubuhmu sebenarnya pintar, karen akan segera merespons dengan melepaskan hormon insulin dalam jumlah besar. Insulin ini bertugas “mengangkut” gula darah ke se;-sel tubuh untuk dijadikan energi.

Namun masalah yang terjadi adalah, Tubuh terkadang terlalu bersemangat dalam melepaskan insulin itu, terutama jika gula yang kita konsumsi dalam jumlah yang besar dan cepat. Akibatnya gula darah tadi melonjak dengan drastis bisa turun dengan drastis juga. Penurunan gula mendadak inilah yang disebut sebagai ”Sugar Crash”.

Gejala-gejala ”Sugar Crash”

Ketika gula darah menjadi anjlok, tubuhmu akan memberi sinyal, gejala yang umum akan dirasakan adalah:

1. Lemah dan lesu: Seperti baterai HP yang tiba-tiba habis.

2. Mengantuk berlebihan: Rasanya ingin langsung tidur siang, padahal baru saja makan.

3. Sulit berkonsentrasi: Otak terasa "mendadak lemot" atau kabur.

4. Pusing

5. Mood berubah: Bisa jadi lebih mudah marah atau cemas.

6. Gemetar atau berkerigat dingin.

7. Merasa lapar: Padahal baru saja makan! Ini karena tubuh mengira kekurangan energi.

Mengapa ”Sugar Crash” bisa terjadi?

Selain karena konsumsi gula yang berlebihan, ada faktor-faktor lain yang bisa memicu terjadinya “Sugar Crash”:

1. Makanan olahan tinggi gula dan rendah serat: Makanan seperti kue-kue manis, minuman bersoda, atau permen cenderung diserap sangat cepat oleh tubuh.

2. Makan dalam porsi besar: Semakin banyak gula yang masuk, semakin besar potensi lonjakan dan penurunan gula darah.

3. Tidak makan dalam waktu lama: Jika Anda melewatkan makan dan kemudian langsung menyantap makanan manis, tubuh Anda bisa bereaksi lebih kuat.

4. Sensitivitas individu: Setiap orang memiliki respons tubuh yang berbeda-beda terhadap gula.

Cara mencegah “Sugar Crash”

Kabar baiknya, “Sugar Crash” ini bisa dicegah!, berikut beberapa tips sederhananya!

1. Pilih karbohidrat kompleks: Alih-alih gula sederhana, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, atau ubi. Karbohidrat ini dicerna lebih lambat sehingga gula darah lebih stabil.

2. Sertakan protein dan serat: Saat makan, pastikan ada sumber protein (misalnya ayam, ikan, telur) dan serat (buah, sayur, kacang-kacangan). Protein dan serat membantu memperlambat penyerapan gula.

3. Makan dalam porsi sedang: Hindari makan berlebihan, terutama makanan manis.

4. Jangan lewatkan waktu makan: Usahakan makan teratur untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari.Perhatikan minuman: Minuman manis seringkali menjadi sumber gula tersembunyi. Lebih baik pilih air putih atau teh tawar.

5. Batasi konsumsi makanan olahan: Makanan olahan seringkali mengandung gula tersembunyi dalam jumlah tinggi.

”Sugar Crash” memang tidak menyenangkan dan sangat mengganggu, namun dengaan merubah kebiasaan makanmu, kamu bisa menghindari sensasi lemas tidak menyenangkan ini dan tetap bugar seharian. Jadi mulai sekarang, lebih bijaklah dalam memilih asupan makanan untuk tubuhmu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image